Rembangnews.com – Kata grit awalnya dipopulerkan oleh Angela Duckworth melalui bukunya yang berjudul “Grit, The Power of Passion and Perseverance”.
Selain itu, ia juga memperkenalkan istilah ‘Distracted by Talent’. Di mana istilah tersebut memiliki arti situasi saat kita terlalu berfokus pada talenta sehingga mengabaikan upaya yang justru menjadi faktor penting dalam mencapai keberhasilan itu.
Grit merupakan representasi dari kegigihan atau upaya seseorang dalam mencapai tujuan. Grit dinilai sebagai faktor yang menjadi salah satu penentu keberhasilan seseorang termasuk ketika ia bekerja dalam sebuah perusahaan atau organisasi.
Secara lebih lanjut, Angela Duckworth menjelaskan bahwa kegigihan atau grit merupakan sebuah ketekunan dan gairah untuk mencapai suatu tujuan jangka panjang. Sehingga gairah sesaat untuk meraih sesuatu tidak termasuk dalam grit ini.
Orang yang memiliki grit tinggi dinilai akan mampu bertahan dan menuntaskan tugas serta tujuannya yang belum tercapai meskipun tengah menghadapi kesulitan.
Selain itu, mereka juga mampu bangkit kembali saat mengalami kegagalan atau kekecewaan. Orang yang memiliki grit tinggi akan mampu bertahan meskipun kemajuannya terasa lambat, membosankan, atau bahkan penuh dengan tantangan.
Ada dua dimensi dalam grit yang diidentifikasi Duckworth yaitu The Power of Passion dan The Power of Perseverance.
Selain itu, ada beberapa karakteristik yang pada umumnya dimiliki oleh orang yang memiliki grit tinggi. Bagi orang yang memiliki grit tinggi, ia akan tekun mengeksplorasi dan mengembangkan minatnya. Mereka juga gigih berlatih demi terus mengasah keahliannya.
Orang dengan grit tinggi seringkali memiliki tujuan (purpose) yang jelas. Oleh karena itu, mereka mampu memahami dan memaknai kerja keras mereka di dalam menjalankan pekerjaan ataupun suatu kegiatan.
Mereka memiliki sikap optimis dan memiliki pikiran growth mindset. Hal ini membuat mereka mampu membangun harapan di saat menghadapi kesulitan dan kegagalan sekalipun. Mereka juga memiliki keyakinan bahwa mereka mampu menciptakan masa depan yang lebih baik lagi.
Tipe grit ada empat yaitu achiever, planner, executor, dan pivoter.
Tipe achiever memiliki kepahaman tentang apa yang ingin dicapainya dan mampu menetapkan tujuan jangka panjangnya.
Mereka akan tekun dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi kendala, sehingga mereka akan mampu bekerja keras untuk mencapai tujuan tersebut.
Untuk tipe planner, ia tahu apa yang ingin dicapainya dan mampu menetapkan sasaran jangka panjangnya.
Akan tetapi, mereka tidak memiliki ketekukan yang sama dibandingkan tipe Achiever atau lebih rendah dalam berupaya mencapai sasaran tersebut.
Tipe executor bisa dibilang orang yang tekun berupaya mencapai target. Akan tetapi, mereka belum memiliki pemahaman mengenai minat dan arah yang ingin dicapainya. Hal ini menyebabkan ia mudah berganti arah tujuannya. Mereka masih membutuhkan bimbingan orang lain untuk menetapkan sasaran tertentu.
Sedangkan untuk tipe pivoter, ia belum mengenali minat pribadinya secara spesifik. Dia juga belum mampu menentukan arah tujuan yang ingin dicapainya.
Orang dengan tipe pivoter memiliki sikap yang mudah menyerah saat menghadapi kesulitan. Mereka pasti akan cepat kehilangan semangat. Mereka cenderung membutuhkan dukungan orang lain untuk kembali berfokus pada apa yang menjadi tujuannya.
Itulah penjelasan mengenai grit dan tipenya. Apakah kamu termasuk orang yang memiliki grit tinggi?. (*)