Rembangnews.com – Banyak orang bertanya-tanya: ke mana sebenarnya perginya lemak tubuh ketika berat badan turun? Apakah lemak tersebut berubah menjadi energi, keluar lewat keringat, atau dibuang lewat sistem pencernaan? Pertanyaan ini sering muncul di kalangan mereka yang sedang menjalani program diet atau latihan kebugaran. Jawaban ilmiahnya cukup mengejutkan dan menarik.
Penurunan berat badan terjadi ketika tubuh membakar lebih banyak kalori daripada yang dikonsumsi. Dalam proses ini, tubuh memecah lemak yang tersimpan untuk dijadikan energi. Tapi secara teknis, lemak tidak lenyap begitu saja—ia mengalami proses metabolisme kompleks yang berakhir pada bentuk yang bisa dikeluarkan dari tubuh, terutama melalui paru-paru dan air.
Lemak dalam tubuh disimpan dalam bentuk trigliserida, yaitu kombinasi dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Ketika tubuh membutuhkan energi, trigliserida ini akan dipecah melalui proses metabolisme yang disebut oksidasi.
Melalui proses ini, trigliserida dipecah menjadi dua komponen utama:
Karbon dioksida (CO₂)
Air (H₂O)
Sebagian besar karbon dioksida akan keluar dari tubuh melalui napas, sedangkan air akan dibuang melalui keringat, urine, dan cairan tubuh lainnya.
Penelitian yang dipublikasikan di British Medical Journal pada 2014 oleh Ruben Meerman dan Andrew Brown mengungkapkan bahwa 84% dari lemak yang terbakar akan keluar dari tubuh dalam bentuk karbon dioksida saat kita bernapas. Sisanya, sekitar 16%, akan keluar sebagai air.
Artinya, ketika Anda kehilangan 10 kilogram lemak, sekitar 8,4 kilogram di antaranya keluar melalui paru-paru dalam bentuk napas dan hanya sekitar 1,6 kilogram yang dikeluarkan melalui cairan tubuh.
Inilah alasan mengapa aktivitas seperti olahraga kardio, yang meningkatkan pernapasan dan detak jantung, sangat efektif untuk membakar lemak. Semakin dalam dan sering Anda bernapas selama beraktivitas fisik, semakin besar potensi membuang lemak dalam bentuk CO₂.
Salah satu kesalahpahaman yang umum adalah bahwa lemak diubah menjadi energi. Ini tidak sepenuhnya akurat. Energi bukanlah suatu zat fisik yang dapat ditimbang atau diukur dalam bentuk padat. Energi adalah hasil dari proses kimia, sedangkan lemak harus diubah menjadi zat lain untuk meninggalkan tubuh.
Proses pembakaran lemak menghasilkan energi untuk menjalankan fungsi tubuh, tetapi sisa hasil pembakaran—karbon dioksida dan air—itulah yang keluar dari tubuh.
Untuk menurunkan berat badan, seseorang harus berada dalam kondisi defisit kalori, yaitu mengonsumsi lebih sedikit kalori dibandingkan yang dibakar tubuh. Dalam kondisi ini, tubuh akan menggunakan simpanan lemak sebagai sumber energi.
Tubuh memulai dengan memecah lemak di jaringan adiposa (lemak tubuh) menjadi asam lemak dan gliserol. Kedua komponen ini masuk ke aliran darah dan digunakan oleh sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi. Proses akhir dari reaksi kimia ini adalah produksi karbon dioksida dan air—yang kemudian dikeluarkan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi seberapa cepat dan efektif lemak dibakar antara lain:
Tingkat aktivitas fisik: Semakin aktif Anda bergerak, semakin banyak kalori (dan lemak) yang dibakar.
Kadar oksigen: Proses oksidasi lemak memerlukan oksigen. Inilah sebabnya mengapa olahraga kardio sangat dianjurkan.
Komposisi tubuh: Semakin banyak massa otot, semakin tinggi tingkat metabolisme Anda.
Asupan makanan: Makanan tinggi serat dan protein bisa membantu mempercepat metabolisme dan memperpanjang rasa kenyang.
Jadi, ke mana perginya lemak saat berat badan turun? Jawabannya adalah: lemak diubah menjadi karbon dioksida dan air. Mayoritasnya—sekitar 84%—keluar melalui napas dalam bentuk karbon dioksida, sementara sisanya dikeluarkan melalui keringat, urine, dan air mata.
Fakta ini membuktikan bahwa setiap napas dalam selama olahraga benar-benar membantu Anda membakar lemak. Oleh karena itu, menjaga aktivitas fisik yang konsisten dan pola makan seimbang adalah kunci utama dalam proses penurunan berat badan yang sehat dan efektif.
Lakukan olahraga kardio secara rutin, seperti lari, bersepeda, atau berenang.
Terapkan pola makan rendah kalori dan tinggi nutrisi.
Tidur cukup dan kurangi stres, karena keduanya berpengaruh terhadap metabolisme.
Konsumsi air putih yang cukup untuk membantu proses pembuangan air hasil oksidasi.
Dengan memahami ke mana sebenarnya perginya lemak saat berat badan turun, Anda bisa lebih termotivasi dan teredukasi dalam menjalani gaya hidup sehat. Lemak tidak lenyap secara ajaib, tapi benar-benar “keluar” dari tubuh Anda—setiap kali Anda bernapas lebih dalam dan aktif bergerak.
Rembangnews.com – Sejumlah oknum yang mengaku sebagai wartawan di Tangerang Selatan (Tangsel) diamankan usai melakukan…
Rembang, Rembangnews.com – Sebanyak 294 Koperasi Desa Merah Putih di Kabupaten Rembang telah resmi mengantongi…
Rembangnews.com – Siapa yang tidak kenal dengan Petualangan Sherina, film musikal legendaris yang pertama kali…
Rembang, Rembangnews.com – Sebanyak tiga desa di Kabupaten Rembang menjadi percontohan Tim Pembina Posyandu (TP…
Rembangnews.com – Seorang pria di Jakarta Timur menjadi korban penikaman usai menagih utang. Peristiwa itu…
Rembangnews.com- Samsung telah membuat kejutan dengan menghadirkan perubahan besar pada lini flagship mereka, Galaxy Z…
This website uses cookies.