Rembang

Dinkes Rembang Sebut Partisipasi Masyarakat untuk Cegah DBD Masih Rendah

Rembang, Rembangnews.comPenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu penyakit yang perlu diwaspadai saat masuk musim penghujan seperti sekarang ini.

Oleh karena itu, upaya pencegahan pun perlu dilakukan salah satunya dengan menerapkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, dr. Maria Rehulina, M.Kes (Epid) mengatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam mencegah DBD dengan menerapkan PSN 3M Plus masih rendah. Dan hal itu yang menurutnya hingga kini masih menjadi kendala.

“Masyarakat cenderung lebih memilih fogging yang justru dapat mengakibatkan nyamuk resisten terhadap insektisida,” ujarnya.

Data dari Dinkes Rembang menunjukkan jika angka bebas jentik di wilayah Rembang masih tergolong rendah. Terlebih adanya fenomena resistensi nyamuk terhadap insektisida menjadi kendala dalam penanggulangan DBD.

Pihaknya pun menyarankan masyarakat agar tidak melakukan fogging. Penggunaan bahan kimia yang tidak rasional dapat menyebabkan nyamuk yang seharusnya bisa dibasmi menjadi kebal terhadap insektisida.

“Beberapa tahun lalu sudah ada kejadian seperti itu, kemudian kami harus mengganti insektisida dari golongan yang lain,” jelas dr. Maria Rehulina.

Nyamuk resisten terhadap insektisida telah dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium di Banjarnegara. Dimana sampel jentik dan nyamuk diambil dari beberapa wilayah yaitu Kecamatan Rembang, Sluke dan Pamotan. Pemeriksaan ini dilakukan karena fenomena fogging tidak terkontrol serta meningkatnya kasus DBD.

“Kita ambil sampel secara acak. Semuanya punya resiko resisten dan ini harus diwaspadai dan tahun depan kita harus ganti obat. Itu daerah yang harus beli sendiri bukan bantuan dari kementerian,” jelasnya.

“Rembang sudah ditemukan nyamuk resisten terhadap insektisida program Kementerian Kesehatan. Ini harus diwaspadai. Tahun depan, kami harus mengganti insektisida, terutama untuk daerah yang membeli sendiri dan bukan dari bantuan kementerian,” lanjutnya.

Ia pun meminta masyarakat menerapkan PSN 3M, penyuluhan, larvasidasi, serta fogging fokus dua siklus dengan radius 100 meter dalam interval satu minggu.

“Kenapa jaraknya satu minggu? Karena telur nyamuk membutuhkan waktu satu minggu untuk menetas. Maka, fogging diulang untuk membunuh nyamuk dewasa, meskipun larvasidasi sudah dilakukan,” pungkasnya. (*)

Redaktur

Recent Posts

Pemkab Gelar Rakor Persiapan Perayaan HUT RI ke-80 di Rembang

Rembang, Rembangnews.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang menggelar rapat koordinasi lintas sektoral untuk mematangkan persiapan…

4 jam ago

Festival Jajanan Rembang Njajan Fest 2.0 Bakal Hadir di Bulan September

Rembang, Rembangnews.com – Festival jajanan Kabupaten Rembang bernama Njajan Fest 2.0 bakal hadir di bulan…

6 jam ago

Vaksinasi Rabies Gratis untuk Hewan Peliharaan Hadir di Rembang Expo 2025

Rembang, Rembangnews.com – Vaksinasi rabies gratis untuk hewan peliharaan hadir di Rembang Expo 2025. Vaksinasi…

6 jam ago

Pasar Tani Rembang Jadi Upaya Perkuat Ekonomi Petani Lokal

Rembang, Rembangnews.com – Pasar Tani Rembang menjadi upaya memperkuat ekonomi petani lokal. Selama ini, Pasar…

9 jam ago

Pelaku Pencabulan Anak di Bawah Umur Berhasil Dibekuk di Rembang

Rembangnews.com – Seorang pria pelaku pencabulan anak di bawah umur berhasil dibekuk saat berada di…

1 hari ago

Dintanpan Rembang Nilai Perlu Ada Regenerasi Petani yang Melek Teknologi

Rembang, Rembangnews.com – Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang menilai jika regenerasi petani yang…

1 hari ago

This website uses cookies.