Rembangnews.com– Sebuah studi terbaru mengungkap fakta penting tentang kualitas tidur pada remaja dan kaitannya dengan fungsi kognitif otak. Penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari University of Maryland, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa remaja yang mendapatkan tidur cukup dan berkualitas memiliki daya ingat, kemampuan konsentrasi, serta kecerdasan kognitif yang lebih baik dibandingkan mereka yang kurang tidur.
Penemuan ini memperkuat pentingnya pola tidur sehat dalam masa pertumbuhan, terutama di usia remaja yang merupakan fase kritis dalam perkembangan otak.
Remaja mengalami perubahan biologis yang signifikan, termasuk dalam ritme sirkadian (jam biologis tubuh). Banyak remaja cenderung tidur larut malam karena pengaruh hormon melatonin yang diproduksi lebih lambat di malam hari. Akibatnya, mereka sering mengalami kurang tidur karena harus bangun pagi untuk sekolah.
Menurut hasil studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Child & Adolescent Health, remaja yang tidur setidaknya 8 hingga 10 jam setiap malam menunjukkan performa otak yang jauh lebih optimal. Mereka cenderung memiliki fungsi eksekutif yang lebih baik, termasuk kemampuan menyusun rencana, mengambil keputusan, hingga menyelesaikan masalah.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 8.000 remaja berusia antara 10 hingga 16 tahun. Para partisipan diminta melaporkan durasi dan kualitas tidur mereka, serta menjalani serangkaian tes fungsi kognitif. Hasilnya menunjukkan bahwa:
Sebaliknya, remaja yang tidur kurang dari 6 jam per malam menunjukkan penurunan performa di berbagai area fungsi kognitif, lebih mudah stres, dan rentan mengalami gangguan kecemasan atau depresi.
Tidur memainkan peran vital dalam proses konsolidasi memori, yaitu proses di mana informasi yang diterima sepanjang hari disimpan dalam otak. Ketika remaja tidur, otak mereka memproses dan memperkuat memori, memperbaiki sel-sel tubuh, serta membuang zat-zat beracun yang menumpuk selama aktivitas harian.
Jika siklus ini terganggu, maka daya serap informasi, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis pun ikut menurun. Inilah mengapa para ahli menekankan bahwa tidur bukan hanya istirahat, melainkan bagian penting dari proses belajar dan perkembangan mental.
Beberapa gejala umum remaja yang mengalami kurang tidur antara lain:
Jika tanda-tanda ini muncul secara terus-menerus, penting bagi orang tua untuk memeriksa pola tidur anak dan membantu membentuk kebiasaan tidur yang sehat.
Berikut beberapa cara yang direkomendasikan oleh para ahli untuk membantu remaja mendapatkan tidur berkualitas:
Studi terbaru menunjukkan bahwa remaja yang cukup tidur memiliki otak yang lebih tajam, baik dari segi daya ingat, konsentrasi, hingga kemampuan mengambil keputusan. Di masa perkembangan otak yang sangat pesat, tidur bukan sekadar kebutuhan biologis, tetapi juga kunci keberhasilan akademik dan kesehatan mental.
Penting bagi orang tua, pendidik, dan remaja itu sendiri untuk memahami bahwa tidur yang berkualitas bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan dasar. Di era digital yang penuh distraksi, membangun kebiasaan tidur yang sehat bisa menjadi tantangan, namun sangat layak untuk diupayakan demi masa depan generasi muda yang lebih cerdas dan seimbang secara emosional.
Rembangnews.com – Industri rumahan senjata api (senpi) di Bandar Lampung digerebek Polda Lampung. Ada puluhan…
Rembangnews.com – Indonesia berencana membangun 1 juta apartemen murah bersama dengan Grup Qatar (Al Qilaa…
Rembangnews.com- Darah haid yang keluar saat menstruasi merupakan hal alami yang dialami oleh setiap wanita.…
Rembangnews.com – Ketua Bawaslu Kolaka Timur (Koltim), Provinsi Sulawesi Tenggara, Abang Saputra (41) tewas dalam…
Rembangnews.com – Pengguna ponsel pintar diimbau lebih berhati-hati dalam mengunduh aplikasi, terutama yang berasal dari…
Rembang, Rembangnews.com – Teknologi penanganan batu ginjal tanpa sayatan hadir di Rumah Sakit Umum Daerah…
This website uses cookies.