Festival Kampung Ramadan di Rembang Berhasil Raih Omzet Rp1,6 Miliar Lebih

Rembang, Rembangnews.comFestival Kampung Ramadan Rembang pada tahun ini berhasil meraih omzet hingga Rp1,6 miliar lebih.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai Rp1 miliar. Sehingga ada kenaikan Rp600 juta.

“Selama 25 hari, omzet mencapai Rp1.630.000.000 dan melibatkan 95 peserta bazar,” ujar Kepala Bidang UKM Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Dindagkop UKM) Kabupaten Rembang, Supriyo.

Festival digelar di sepanjang Jalan Dr. Sutomo selama 25 hari, mulai 2 hingga 26 Maret 2025 lalu. Peserta bazar yang ikut kebanyakan merupakan pelaku UMKM kuliner.

Sudah empat tahun festival tersebut digelar dari sejak 2022 dan dihadirkan setiap Ramadan. Meski terbilang sukses. Namun ada sejumlah catatan. Seperti misalnya lahan parkir yang kurang. Kemudian lokasi yang belum representatif.

Baca Juga :   Wahana Permainan Modern hingga Panggung Seni Bakal Ada di Pasar Kreatif Lasem

Untuk tahun selanjutnya, pihaknya pun telah memiliki alternatif tempat seperti misalnya di halaman Stadion Krida Rembang dan sepanjang Jalan Hos Cokroaminoto ke arah utara.

“Kita memang belum memiliki tempat bazar yang representatif. Ini perlu dicarikan solusi ke depannya,” ungkapnya.

Acara tersebut sendiri digelar dengan sponsor dari BUMN, BUMD, dan pihak swasta, tanpa menggunakan dana dari APBD.

Beberapa sponsor yang turut mendukung antara lain Pegadaian, BRI, BPD, BKK Lasem, BKK Jateng, Bank Rembang, SLI Group, Perum Sinergi Griya Rembang, Superskin, Indofood, serta Forum UMKM Rembang.

“Yang lebih penting lagi adalah dukungan dana dari APBD agar pelaksanaan kegiatan serupa di masa depan bisa lebih maksimal,” jelasnya.

Baca Juga :   Punjulharjo Jalani Penilaian Gelar Desa Wisata 2023

Selain stand, ada acara yang dihadirkan seperti seminar haji dan talk show tentang emas, kajian islami dan ukhuwah, santunan anak yatim, lomba mewarnai, serta hiburan musik secara langsung.

“Kampung Ramadan ini menjadi salah satu bentuk kearifan lokal yang terus kami angkat sebagai ikon Rembang, dengan harapan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus mempererat kebersamaan masyarakat,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *