Rembang, Rembangnews.com – Masuk masa tanam, luasan lahan bawang merah di Kabupaten Rembang mencapai 80 hektare hingga akhir Juni 2025. Lahan tersebut tersebar di 12 kecamatan.
“Untuk periode 2024–2025 ini, sementara yang paling luas Kecamatan Pamotan dengan 35 hektare. Sedangkan dua tahun terakhir, Sumber menjadi kecamatan yang mendominasi dengan 41 hektare,” ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Fajar Riza Dwi Sasongko.
Ia mengatakan bahwa penanaman bawang merah biasanya dilakukan pada musim kemarau. Namun saat ini Indonesia mengalami musim kemarau basah.
Meski begitu, saat ini masih memungkinkan untuk budidaya bawang merah, asalkan pengolahan lahan dilakukan secara optimal.
“Selama pengolahan lahan dilakukan dengan baik, seperti adanya saluran pembuangan air dan pembuatan guludan, maka penanaman bawang merah tetap memungkinkan meski di musim kemarau basah seperti saat ini. Cuaca yang lembap berpotensi memunculkan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), khususnya jamur. Sehingga pemantauan pertanaman harus dilaksanakan secara intensif,” paparnya.
Tanaman bawang merah siap panen tiga bulan setelah tanam. Hasil panen biasanya disalurkan ke wilayah Rembang hingga Jakarta.
Produk dari Kecamatan Sumber juga rutin dipasarkan melalui Pasar Tani yang digelar oleh Dintanpan Rembang, sebagai upaya mempertemukan petani langsung dengan konsumen.
“Harga jual bawang merah sangat fluktuatif. Saat ini, harga di tingkat petani berkisar Rp30 ribu per kilogram. Sementara harga eceran di pasar mencapai Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram,” jelasnya. (*)