Rembangnews.com – Sebanyak empat jembatan di Kabupaten Rembang-Blora-Cepu mendapat alokasi anggaran pemeliharaan mencapai Rp2,86 miliar.
Empat jembatan itu diantaranya Jembatan Sulang, Jembatan Lusi (Blora), Jembatan Bruk Kembar, dan Jembatan Bengawan Solo B dengan total panjang 333 meter.
Proyek pemeliharaan empat jembatan ini menjadi prioritas pemerintah di 2025. Targetnya, pemeliharaan bisa selesai pada pertengahan September.
“Keempat jembatan tersebut kami tangani melalui program pemeliharaan berkala jembatan yang ditargetkan perbaikannya selesai pertengahan September ini,” ujar pejabat Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DIY, Arif Agus Setyawan dilansir dari Antara Jateng.
Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penggantian perkerasan aspal lantai jembatan, perbaikan expansion joint, pemasangan marka jalan, penggantian bearing pad, pengecatan rangka, serta pembersihan jembatan.
Sebagai informasi, empat jembatan tersebut telah mengalami kerusakan seperti penurunan orpit jembatan, permukaan aspal lantai bergelombang dan retak, lubang, bearing pad pecah, expansion joint rusak, serta korosi pada sebagian rangka.
Kondisi tersebut menyebabkan fungsi jembatan terganggu yang dikhawatirkan bisa membahayakan bagi pengguna jalan.
“Kondisi ini berpotensi mengganggu keselamatan lalu lintas jika tidak segera ditangani,” jelasnya.
Selain empat jembatan tersebut, BBPJN Jateng-DIY juga mengalokasikan Rp150 juta untuk pemeliharaan rutin 17 jembatan lainnya.
Ia menilai ada sejumlah jembatan yang memerlukan pelebaran seperti misalnya Jembatan Kidangan di Kecamatan Jepon. Saat ini perbaikan jembatan tersebut masih diusulkan.
Pihaknya juga meminta masyarakat turut serta dalam menjaga jembatan.
“Beberapa langkah sederhana dapat dilakukan, seperti tidak membuang sampah sembarangan di jembatan maupun sungai, tidak mencuri sarana dan prasarana jembatan, menghindari aksi vandalisme, serta tidak membakar sampah di sekitar jembatan. Jika menemukan kerusakan, masyarakat dapat melaporkannya melalui aplikasi Jalan Kita,” paparnya. (*)