Rembang, Rembangnews.com – Bencana banjir melanda sejumlah wilayah di Kecamatan Sumber dan Kaliori, Kabupaten Rembang.
Hujan deras memang mengguyur wilayah tersebut pada Minggu (26/10/2025). Sehingga air sungai melimpas dan menyebabkan genangan. Buruknya drainase juga turut menjadi penyebab banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Rembang, Sri Jarwati mengatakan bahwa banjir yang terjadi tak berlangsung lama.
“Banjir di Rembang hanya lewat, cepat surut. Nggak sampai dua-tiga jam sudah surut,” ujarnya.
Diketahui, ada delapan desa yang terdampak banjir. Kondisi paling parah terjadi di Desa Krikilan, Kecamatan Sumber. Air banjir mencapai sekitar 20 sentimeter menggenangi permukiman warga akibat limpasan dari Embung Grawan dan area persawahan. Kemudian lima rumah warga dan satu warung terkena dampak.
Selain itu ada 44 Kepala Keluarga (KK) terdampak di Desa Tunggulsari Kecamatan Kaliori. Sedangkan di Desa Sumber, genangan terjadi di sekitar SMPN 1 Sumber dan Dukuh Bulaksempu.
Banjir di lokasi tersebut terjadi karena sistem drainase yang tak bisa menampung debit air hujan, sehingga menyebabkan air meluap. Kemudian banjir di Bulaksempu disebabkan penyempitan dan pendangkalan aliran sungai.
“Rekomendasinya adalah pelebaran jembatan di selatan SMPN 1 Sumber, perbaikan gorong-gorong di Jalan Raya Sumber, serta pelebaran saluran pembuangan air menuju sungai utama,” jelasnya.
Banjir juga melanda Desa Logung karena air sungai meluap hingga sejauh 100 meter dari bibir sungai akibat penyempitan dan pendangkalan. Namun tidak ada rumah warga yang terdampak. Sementara di Desa Kedungtulup, satu rumah dilaporkan tergenang akibat luapan sungai.
Empat rumah warga di Desa Megulung juga terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 30 sentimeter. BPBD merekomendasikan perbaikan dan pelebaran drainase lingkungan serta pembuatan bak kontrol dan jalur pembuangan baru untuk mengantisipasi kejadian serupa.
Wilayah Kecamatan Kaliori, genangan terjadi di beberapa desa. Di Desa Pengkol, tujuh rumah terdampak akibat tersumbatnya aliran di bawah jembatan oleh tumpukan bambu.
Sementara di Desa Wiroto, sebanyak 12 rumah terendam karena penyempitan alur sungai dan limpasan air dari sawah. Genangan juga muncul di Desa Sambiyan akibat sistem drainase yang tidak tersambung ke saluran utama.
Di Desa Tunggulsari, genangan baru terjadi pada Senin pagi, karena lokasi desa berada di muara aliran sekunder Daerah Aliran Sungai (DAS) Randugunting. Total 44 KK terdampak,
Menurut Sri Jarwati, faktor utama penyebab banjir di Kabupaten Rembang adalah penyempitan dan pendangkalan sungai serta alih fungsi lahan di daerah tangkapan air.
“Beberapa hari terakhir terdapat peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG. Karena ini masih awal musim penghujan, potensi banjir masih bisa terjadi,” jelasnya.
BPBD Kabupaten Rembang mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi lingkungan, terutama dalam menjaga kebersihan saluran air agar tidak tersumbat.
“Kerja bakti membersihkan lingkungan itu kunci utama mencegah banjir,” tegas Sri Jarwati.
BPBD juga terus berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk melakukan pemantauan dan langkah mitigasi dini apabila curah hujan kembali meningkat. (*)







