Rembang, Rembangnews.com – Kondisi musim kemarau basah, mempengaruhi kualitas tembakau. Untuk mengatasi masalah tersebut, petani didorong untuk menggunakan mesin jemur tembakau otomatis.
Dengan penggunaan teknologi tersebut, diharapkan juga bisa meningkatkan efisiensi produksi sekaligus mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual.
Bupati Harno menilai, penggunaan mesin jemur otomatis dapat menjadi solusi praktis dalam mengurangi biaya produksi, khususnya di tengah cuaca yang tidak menentu.
Selain mesin jemur otomatis, teknologi modern lain yang bisa dimanfaatkan petani yaitu mesin pencacah hingga alat penjemur otomatis, untuk menekan beban kerja petani.
“Jadi alat yang dibutuhkan agar lebih efisiensi buat ngeler (mengeringkan) tembakau dari mesin perajang adalah mesin otomatis. Sekarang masih manual, apabila sudah alat penjemur otomatis, minimal bisa mengurangi tiga tenaga kerja,” jelasnya.
Bupati Harno juga meminta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang untuk menindaklanjuti hal tersebut.
“Itu nanti kita tetap akan mencoba, minimal mencoba salah satu mesin yang basic. Kalau dicoba nanti hasilnya bagus, nanti akan dikembangkan ke desa-desa yang lain,” jelasnya.
Kepala Dintanpan Rembang, Agus Iwan Haswanto menyebut, mesin jemur otomatis cukup potensial untuk efisiensi tenaga kerja. Pihaknya merencanakan studi ke daerah lain yang lebih dulu menggunakan teknologi serupa.
“Itu bagus sekali karena bisa efisiensi tenaga kerja. Kita akan segera melakukan studi ke daerah yang sudah mencoba. Nanti kalau perlu menggandeng rekayasa teknis untuk mencoba itu. Mungkin tahun depan akan kita coba,” jelasnya.
Di lain sisi, meski cuaca kemarau basah menyebabkan kualitas tembakau turun. Namun luas lahan tanam meningkat dari 7.400 hektare menjadi 8.400 hektare.
“Beberapa memang tidak bisa panen secara bagus, kualitas ada penurunan. Namun di panen terakhir ketika matahari sudah mulai terik bisa meningkat lagi,” tandasnya. (*)