Rembang, Rembangnews.com – Tari Orek-orek menjadi salah satu kesenian yang ditampilkan dalam upacara peringatan Hari Jadi Kabupaten Rembang ke-283.
Ada sebanyak 1.000 penari yang tampil. Mereka diantaranya merupakan Kepala Sekolah dan Guru PAUD, SD, serta SMP sederajat.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz pun mengapresiasi penampilan mereka yang dinilai kompak dan menunjukkan kebersamaan.
“Sangat baik penampilan mereka. Itu menunjukkan kebersamaan dan kekompakan,” ujarnya.
Sebagai informasi, Tari Orek-orek merupakan kesenian tradisional khas dari Kabupaten Rembang. Tari ini biasanya dipentaskan pada acara-acara penting di masyarakat atau pemerintahan seperti misalnya sedekah laut, hajatan, atau untuk penyambutan tamu-tamu agung.
Tari ini memadukan antara musik, gerak tari, drama dan nyanyian dengan pesan yang disampaikan melalui tembang. Semua itu disajikan dengan harmonis. Tarian ini bisa ditampilkan secara massal, pasangan, maupun tunggal.
Kekhasan dari tari ini adalah gerakannya yang sederhana, iringan yang komunikatif, dan bentuk penampilannya luwes. Karena gerakannya yang sederhana itu, membuat tari tradisional ini bisa dipelajari dengan mudah, cocok bagi para pemula yang ingin belajar tari.
Cerita yang dibawakan dalam tarian ini mirip dengan ketoprak yaitu legenda, sejarah, atau semacamnya. Musik yang digunakan sebagai pengiring sendiri adalah gamelan “thuk-brul.” Terdiri dari bonang barung, saron penerus, kendang, kempul, gong, keprak atau kecrek, dan drum. Namun kini alat musik yang digunakan ditambahi dengan seruling, kentongan, terompet, dan lainnya tergantung keinginan.
Awalnya Tari Orek-orek ini merupakan kesenian yang sakral. Dimana dipentaskan saat sedekah laut dan sedekah desa, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas kelimpahan hasil tangkapan ikan, kelimpahan hasil tani atau bercocok tanam. Namun dalam perkembangannya, tarian ini banyak ditampilkan sebagai hiburan. (*)