Jumlah Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan Rembang Terus Ditingkatkan

Rembang, Rembangnews.comJumlah ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah perkotaan Kabupaten Rembang terus ditingkatkan.

Sayangnya, pemerintah terkendala dengan adanya lahan yang minim sehingga sulit merealisasikan program tersebut.

Taufik Darmawan selaku Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rembang mengatakan bahwa kawasan Gedung Haji sebelumnya diusulkan menjadi lokasi RTH baru.

Namun lokasi tersebut telah dihibahkan di bidang pendidikan. Sehingga tak bisa digunakan sebagai RTH.

“Kalau di tengah kota, kita sudah kesulitan untuk mengembangkan RTH yang bersifat spot publik karena ketersediaan lahannya. Kalau kita bisa sedikit bergeser, mungkin bisa di area GOR Mbesi,” jelas Taufik.

Sebagai informasi, luas RTH di Kabupaten Rembang saat ini mencapai sekitar 8% dari total wilayah kota.

Baca Juga :   Bupati Rembang Imbau Petugas Sensus Pertanian Lakukan Pencatatan dengan Benar

Jika wilayah konservasi hutan mangrove turut dihitung, persentasenya meningkat menjadi 12%. Namun, angka tersebut masih jauh dari standar ideal, yang memerlukan 20% dari total luas kota sebagai ruang publik dan tambahan 10% sebagai ruang privat.

“Tentu kita masih membutuhkan pengembangan RTH yang lebih besar lagi. Standarnya, ruang publik harus mencapai 20% dari luas kota, sedangkan untuk ruang privat minimal 10%,” ujarnya.

DLH pun berencana membuat RTH di jalan KH Mansyur hingga ke alun-alun Kota Rembang guna mencapai target tersebut.

“Harapan kami nanti tertangani sampai alun-alun, agar wilayah dari selatan ke utara terlihat lebih teratur. Ada juga kabar bahwa revitalisasi alun-alun akan dilaksanakan pada 2025,” ujarnya.

Baca Juga :   Peringati Hari Keluarga Nasional, Pemkab Rembang Fokus Pada Percepatan Penurunan Stunting

Upaya lain yang dilakukan DLH adalah menjalin kerja sama dengan PT Djarum terkait pemanfaatan lahan milik keluarga Djarum di Desa Punjulharjo, yang kini dijadikan makam keluarga. Lahan tersebut rencananya dipakai sebagai Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati) yang bisa diakses oleh masyarakat.

“Kami ingin bekerja sama dengan pihak Djarum untuk memanfaatkan area makam keluarga di Punjulharjo. Jika memungkinkan, sebagian lahan tersebut akan dijadikan Taman Kehati karena variasi tanaman di sana cukup banyak,” pungkas Taufik. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *