Kesehatan

Dokter Peringatkan Bahaya Gula Sukrosa pada Anak Usia Dini

Rembangnews.com-, Jakarta – Gula menjadi salah satu bahan makanan yang umum ditemukan dalam berbagai jenis makanan dan minuman, termasuk produk yang dikonsumsi anak-anak. Namun, tahukah Anda bahwa gula sukrosa sebaiknya tidak diberikan kepada anak di bawah usia 2 tahun? Para dokter anak dan ahli gizi menyebut, konsumsi gula sukrosa pada usia dini bisa membawa dampak negatif bagi tumbuh kembang anak. Bahkan, sejumlah pakar menyebutnya sebagai “haram” dalam konteks medis.

Menurut penjelasan dari dr. Tiwi Ananda, Sp.A, dokter spesialis anak, pemberian gula tambahan—terutama sukrosa—tidak direkomendasikan untuk bayi dan balita di bawah usia dua tahun. Hal ini dikarenakan sistem metabolisme dan pencernaan mereka belum cukup matang untuk mengolah asupan gula tambahan secara optimal.

Apa Itu Gula Sukrosa dan Mengapa Harus Dihindari?

Gula sukrosa adalah jenis gula alami yang biasa dikenal sebagai gula pasir. Gula ini terdiri dari molekul glukosa dan fruktosa dan banyak digunakan dalam makanan olahan, minuman kemasan, dan jajanan anak-anak.

Menurut dr. Tiwi, gula jenis ini bukan hanya tidak memberikan manfaat gizi, tetapi juga berisiko menimbulkan gangguan kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan, terutama oleh anak di bawah dua tahun. Sistem pencernaan bayi masih berkembang dan belum bisa mencerna gula tambahan dengan baik.

“Bayi dan balita seharusnya mendapatkan sumber energi dari ASI, MPASI alami, dan karbohidrat kompleks, bukan dari gula tambahan,” ujar dr. Tiwi dalam sebuah webinar edukasi nutrisi anak.

Risiko Konsumsi Gula Sukrosa pada Anak Usia Dini

Pemberian gula tambahan secara dini dapat menimbulkan berbagai dampak buruk, baik jangka pendek maupun panjang. Beberapa di antaranya:

1. Risiko Obesitas Anak

Penelitian menunjukkan bahwa anak yang mengonsumsi gula berlebih sejak dini cenderung mengalami peningkatan berat badan yang tidak sehat. Kalori dari gula bersifat “kosong” alias tanpa nutrisi, sehingga memicu penumpukan lemak berlebih tanpa disertai zat gizi esensial.

2. Gangguan Metabolisme

Konsumsi gula sukrosa bisa mengganggu keseimbangan hormon insulin. Dalam jangka panjang, hal ini berisiko memicu resistensi insulin yang berujung pada diabetes tipe 2 di usia muda.

3. Gangguan Pertumbuhan Gigi

Bayi dan balita yang sering mengonsumsi makanan dan minuman manis berisiko mengalami karies gigi dini (early childhood caries), bahkan sebelum gigi tumbuh sempurna. Gula menjadi media subur bagi bakteri penyebab kerusakan gigi.

4. Gangguan Pola Makan

Gula sukrosa dapat membuat anak terbiasa dengan rasa manis, sehingga menolak makanan alami seperti sayur dan buah yang memiliki rasa netral atau pahit. Ini bisa menyebabkan gangguan pola makan jangka panjang.

Rekomendasi WHO: Nol Gula Tambahan untuk Anak di Bawah 2 Tahun

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara tegas menyarankan agar anak usia di bawah dua tahun tidak diberikan gula tambahan sama sekali. Hal ini termasuk semua bentuk pemanis buatan maupun alami seperti gula pasir, madu, sirup, atau pemanis jagung.

“Jangan terburu-buru memperkenalkan rasa manis buatan pada anak. Biarkan mereka mengenal rasa alami dari bahan makanan,” terang dr. Tiwi.

Alternatif Sehat: Pilihan Nutrisi Alami untuk Anak

Untuk memenuhi kebutuhan energi dan rasa pada makanan anak, orang tua dapat memberikan buah segar yang mengandung gula alami (fruktosa) dalam jumlah seimbang. Beberapa contoh buah yang aman dan sehat untuk MPASI antara lain:

  • Pisang matang
  • Apel kukus
  • Pir
  • Alpukat

Selain itu, karbohidrat kompleks dari nasi, kentang, dan umbi-umbian juga menjadi sumber energi terbaik untuk anak.

Tips Menghindari Gula Sukrosa untuk Orang Tua

  1. Periksa label makanan – Hindari produk dengan kandungan “sugar”, “sucrose”, “fructose”, atau “glucose” di urutan awal komposisi.
  2. Buat makanan sendiri di rumah – MPASI rumahan cenderung lebih terkontrol dan bebas gula tambahan.
  3. Jangan beri minuman manis – Air putih dan ASI tetap menjadi pilihan terbaik untuk anak di bawah dua tahun.
  4. Edukasi keluarga dan pengasuh – Pastikan semua orang yang merawat anak memahami pentingnya menghindari gula tambahan.

Waspadai Gula Sukrosa Sejak Dini

Meski tampaknya sepele, pemberian gula sukrosa pada anak di bawah dua tahun bisa berdampak besar terhadap kesehatan dan perkembangan mereka. Para dokter dan ahli gizi sepakat bahwa gula tambahan bukan hanya tidak perlu, tapi juga berbahaya pada usia dini.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk lebih bijak dalam memilih makanan dan minuman bagi anak-anak mereka, serta mengikuti pedoman nutrisi yang telah direkomendasikan oleh para pakar dan lembaga kesehatan dunia.

 

admin

Recent Posts

SD dan SMP Negeri di Rembang Bakal Terapkan Pembelajaran Koding dan AI

Rembang, Rembangnews.com – Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri di Kabupaten Rembang…

1 jam ago

Persiapan Peringatan HUT RI di Rembang Capai 80 Persen, Pasukan Segera Disiapkan

Rembang, Rembangnews.com – Persiapan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI di Kabupaten Rembang capai…

24 jam ago

Pemkab Rembang Larang Penggunaan Karangan Bunga, Kenapa?

Rembang, Rembangnews.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang mengeluarkan surat edaran (SE) yang melarang penggunaan karangan…

1 hari ago

RPJMD 2025-2029 Kabupaten Rembang Telah Disetujui

Rembang, Rembangnews.com – Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 Kabupaten Rembang telah disetujui Dewan…

1 hari ago

Gerakan Menanam Pohon di Rembang Digelar 5-6 Agustus

Rembang, Rembangnews.com – Pelatihan dalam rangka Gerakan Ibu/Perempuan Menanam Pohon (Rabu Pon) di Rembang digelar…

2 hari ago

Agar Bansos Tepat Sasaran, Pemkab Rembang Selaraskan Data Kepesertaan BPJS dan DTSEN

Rembang, Rembangnews.com – Guna memastikan penyaluran bantuan sosial (bansos) tepat sasaran, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang…

2 hari ago

This website uses cookies.