Rembang, Rembangnews.com – Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Pemali Jratun mendorong ada rehabilitasi hutan dan lahan kritis di Kabupaten Rembang.
Hal itu untuk memperbaiki kondisi lingkungan sekaligus mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor.
Kepala BPDAS Pemali Jratun, Arief Setiyo Utomo mengatakan bahwa dua wilayah yang perlu rehabilitasi yaitu kawasan hutan dan lahan di luar kawasan hutan seperti daerah aliran sungai (DAS).
Kemudian rehabilitasi kawasan permukiman dan lahan masyarakat yang mengalami degradasi juga dinilai perlu.
“Keduanya sama-sama perlu diperbaiki, terutama di area yang kondisinya kurang bagus atau tergolong lahan kritis,” jelasnya.
Dengan rehabilitasi, diharapkan fungsi daerah aliran sungai bisa kembali dan mampu menampung air hujan serta menekan risiko bencana.
Masyarakat bisa berperan dengan menanam pohon buah atau Multi Purpose Tree Species (MPTS) untuk menjaga ekologi. Selain itu, juga bisa memberi nilai ekonomi.
“Dengan demikian faktor ekologi akan menjadi kuat. Pohon-pohon yang ditanam akan menahan air, menyediakan udara yang lebih baik, dan memberi tambahan pendapatan bagi masyarakat,” bebernya.
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Golkar, Firman Soebagyo, mendorong masyarakat memanfaatkan kawasan hutan secara optimal melalui program rehabilitasi ini. Menurutnya, kawasan hutan dapat dikelola untuk kepentingan ekonomi, sosial, dan ekologi secara seimbang.
“Jadi tidak hanya ditanami tebu atau jagung saja, tapi juga harus ada tanaman tegakan. Seperti di daerah Pati, warga menanam mangga, pete, durian, dan alpukat, semuanya sudah menghasilkan, bahkan petenya sudah diekspor. Harapan saya di Rembang juga bisa seperti itu dan menjadi ikon daerah,” jelasnya. (*)