Rembang, Rembangnews.com – Pada acara diseminasi hasil surveilans lintas program/sektor dalam rangka audit kasus stunting bertempat di aula kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Rembang pada Selasa (20/12/2022) kemarin, dr. Muhammad Fathoni Kurnia, Sp.A menyampaikan sembilan rekomendasi untuk mencegah kasus stunting baru.
Hal itu disampaikan berdasarkan dari kondisi di lapangan. Sembilan rekomendasi tersebut diantaranya pertama perlunya skrining bayi baru lahir meliputi skrining hipotiroid dan pemeriksaan jantung.
Kedua mencegah kelahiran prematur, kemudian deteksi dini gangguan pertumbuhan, serta perlunya penggunaan alat anthopometri. Alat anthopometri merupakan alat yang dipergunakan untuk pemantauan pertumbuhan balita seperti alat ukur berat, tinggi dan panjang badan, alat ukur lingkar lengan atas dan alat ukur lingkar kepala.
“Pengoptimalan buku KIA (buku kesehatan Ibu dan Anak), pelatihan pemantauan pertumbuhan bagi kader, pemenuhan pangan olahan untuk keperluan medis khusus yang berkelanjutan, rujukan ke RSUD, poli anak, poli tumbuh kembang diaktifkan dan penyelenggaraan kelas balita, kelas ibu hamil,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa RSUD perlu memberikan pelayanan gratis bagi pasien stunting baik yang memiliki jaminan kesehatan dari BPJS maupun yang mandiri atau tidak pun memiliki.
“Jadi khusus stunting baik yang pakai BPJS maupun tidak, semua bebas biaya. Itu komitmen rumah sakit, tapi harus ada rujukan dari puskesmas,” tuturnya.
Sebagai informasi, audit kasus stunting adalah identifikasi dan penyebab risiko stunting pada kelompok sasaran berbasis pengamatan terhadap data dan informasi yang rutin atau sumber data lainnya. (*)