Rembangnews.com – Pada tanggal 18 Juni 2023, Satelit Republik Indonesia Satria-1 resmi meluncur dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada pukul 18.21 waktu Florida atau 05.21 WIB. Roket Falcon 9 membawa satelit ini meluncur dari landasan SpaceX.
Satelit Satria-1 memiliki bobot 4,6 ton dan bawa oleh roket Falcon 9 setinggi 70 meter dengan berat 580 ton. Roket ini terdiri dari tiga komponen utama: step 1, step 2, dan fairing, yang semuanya meluncur bersama dengan satelit.
Satelit Satria-1 memiliki kapasitas 150 Gbps dan meluncur menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX
Satelit ini termasuk dalam kategori Very High Throughput Satellite (VHTS) dan memiliki masa hidup hingga 15 tahun.
Kapasitas satelit ini untuk menyediakan layanan internet di 150.000 titik seluruh Nusantara. Daerah-daerah yang akan mendapatkan layanan tersebut mencakup Sumatra (54.400 titik), Sulawesi (23.900 titik), Jawa (19.400 titik), Kalimantan (19.300 titik), Papua dan Maluku (18.500 titik), serta Bali dan Nusa Tenggara (13.500 titik).
Proyek strategis nasional ini terlaksana melalui PT Satelit Nusantara Tiga (SNT), sebuah badan usaha swasta yang terbentuk melalui Konsorsium PSN yang memenangkan tender dari pemerintah untuk mengoperasikan satelit ini.
Setelah meluncur, satelit ini harapkan dapat berfungsi secara penuh mulai Januari 2024. Tujuan utama Satria-1 adalah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur digital dan menyediakan akses internet yang merata di seluruh Indonesia, terutama di pusat-pusat layanan publik.
Satelit ini terancang dengan kemampuan pemulihan otomatis jika terjadi masalah teknis. Seluruh komponen satelit desain dengan cadangan penuh untuk memastikan pemulihan yang cepat dalam situasi yang tidak inginkan.
Selain itu, peningkatan kapasitas juga telah dilakukan agar kecepatan internet dari Satria-1 tetap stabil. Dengan kapasitas total layanan yang melebihi 150 Gbps, satelit ini dapat mengatasi kemungkinan pengurangan kapasitas dan memberikan kecepatan internet yang maksimal saat dioperasikan.
Plt Menteri Komunikasi dan Informatika, Mahfud MD, menjelaskan bahwa peluncuran Satria-1 merupakan langkah untuk mencapai inklusivitas dalam ekonomi digital dengan menyediakan akses internet di seluruh wilayah Indonesia.
Proyek ini merupakan kerja sama antara Pemerintah dan Badan Usaha dengan skema KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha). PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) bertanggung jawab atas pembuatan satelit ini.
Demikian informasi mengenai peluncuran satelit Indonesia Satria-1. Bagaimana pendapatmu mengenai hal ini?