Keren, Pegiat Budaya Kolaborasi dengan Petani Garam Rembang Buat Karya Lukisan di Tambak

Rembang, Rembangnews.com – Kreativitas memang tak mengenal batas media. Salah satunya karya lukisan yang dibuat di lahan tambak yang satu ini.

Eggy Yunaedi seorang perupa dan pegiat budaya berkolaborasi bersama 10 petani garam membuat lukisan di kawasan situs Tambak Gede wilayah Desa Dasun Kecamatan Lasem Rembang.

Sebanyak 10 petani garam yang terlibat diantaranya Suparlin, Alip Alifandi, Sriyono, Mulyono, Bisri, Suyoto, Arip, Suroso, Sudirman, dan Supadi Nurkolis.

Lukisan dibuat menggunakan garam yang ditabur di atas lahan tambak berukuran 34 x21 meter. Karya menakjubkan itu memuat gambar petani, naga, burung hong dan kubah masjid yang menunjukkan akulturasi budaya yang terjadi di Lasem.

Berkisah mengenai profesi petani garam di Lasem. Dimana ada 7 elemen yang mempengaruhi, yakni 4 elemen alam berupa bumi, air, sinar matahari dan angin. Kemudian 3 elemen kultural, terdiri dari kultur budaya China, Jawa dan Islam.

Baca Juga :   Wisata Pantai Rembang Tutup dan Kampung Ramadan Dibuka

“Tiga elemen kulturalnya kami tunjukkan dari lukisan burung hong dan naga mencerminkan kultur China yang mempengaruhi. Petambak merasa sebagai orang Jawa, ada gunungan di situ dan ada beberapa simbol budaya Islam. Jadi ada 7 rupa atau elemen yang kami simpulkan mempengaruhi kehidupan petani garam,” jelasnya.

Awal mula ide membuat lukisan di atas tambak itu terpikirkan ketika ia pulang ke Rembang dan melintasi tambak-tambak yang berada di pinggir jalan. Pada saat itulah ia merasa seolah tambak itu adalah kanvas yang siap dilukis.

“Saya melihat bentangan tambak yang sudah diratakan halus, rata, kotak itu kok ibarat sebuah canvas yang siap dilukis. Dan saat saya coba raba dan remas, ternyata garam itu material yang sangat plastis, mau ditarik kemana ngikut, dibuat garis bisa, dibuat bidang, dibuat gradasi bisa, sangat memudahkan kita membuat citra 2 dimensi, dari situlah saya ingin membuat karya dengan material garam di media tambak,” jelasnya.

Baca Juga :   KPU Didorong Edukasi Lansia Terkait Tata Cara Pencoblosan dalam Pemilu

Ada sebanyak 4 ton garam yang dipakai untuk melukis. Pihaknya telah melakukan diskusi panjang sebelum melukis. Selain itu, penyiapan media yaitu pengeringan tambak juga dilakukan. Penyiapan pola sendiri dilakukan selama tiga hari.

Kepala Desa Dasun, Sujarwo mengungkapkan kegiatan ini dilakukan sebagai tanda rasa syukur, atas hasil panen garam yang melimpah. Selain itu, untuk meneguhkan slogan Rembang Kota Garam.

“Soalnya saya rasakan kok belum ada event-event yang mengangkat Rembang sebagai Kota Garam,” kata Sujarwo. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *