Rembang, Rembangnews.com – Jumlah balita di Kabupaten Rembang yang masuk kategori stunting masih ada sebanyak 579 balita.
Angka ini pun menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Rembang. Ada tiga wilayah yang menjadi perhatian yaitu wilayah kerja Puskesmas Sarang 2 dengan angka stunting 23,1%, diikuti Puskesmas Pamotan 18,9%, dan Puskesmas Sulang 18,3%.
Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’ mengatakan bahwa masih perlu ada strategi yang diterapkan untuk membuat jumlah stunting bisa nihil.
“Masih banyak strategi yang musti kita lakukan dan terapkan, ini membutuhkan komunikasi, kolaborasi dari kawan-kawan OPD yang ada di bidang intervensi ini. Kemudian kita sudah memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) kepada balita ini sudah kita lakukan. Melalui kawan-kawan yang ada di bawah, ini merupakan kolaborasi yang bagus,” ungkapnya.
Namun Wabup Hanies menilai bahwa upaya yang dilakukan Pemkab Rembang, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan bebagai pihak selama ini dalam menurunkan angka stunting patut diapresiasi.
“Secara keseluruhan kita sudah melewati batas minimal prevalensi stunting yaitu 14% yang telah ditetapkan. Ini capaian juga bagi kita menurut SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) tahun 2024,” jelasnya.
Kabupaten Rembang juga mencatat pencapaian luar biasa pada tahun 2023. Dimana berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia yang digelar oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka stunting di Kabupaten Rembang mengalami penurunan signifikan sebesar 4,8% dari 24,3% menjadi 19,5%.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, dr. Ali Syofii mengatakan bahwa Kabupaten Rembang termasuk diantara 17 kabupaten/kota di Jawa Tengah yang mencatat angka penurunan stunting.
“Kita termasuk daerah yang angka stuntingnya turun, kalau di tingkat Jawa Tengah angka stuntingnya sekarang 20,6%. Sedangkan kita sekarang di bawah Jawa Tengah dengan 19,5%. Jawa Tengah turunnya 0,1%, kita alhamdulillah bisa turun 4,8%,” ungkapnya.
Ia pun optimis Kabupaten Rembang bisa mencapai target angka stunting 14% di tahun 2024.
“Di daerah kita masih sekitar 5,5 % untuk menuju 14%. Insyaallah saya yakin dengan kerja keras kita, semua bisa dicapai,” pungkasnya. (*)