Rembang, Rembangnews.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang berkomitmen mengatasi anak tidak sekolah (ATS) di 15 desa prioritas di tahun 2025 ini.
Penanganan akan dilakukan dengan berbasis data dari aplikasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia (PPM) Bappeda Rembang, Sigit Purwanto, melalui Pelaksana, Mochammad Arif Faizin mengatakan bahwa tahun ini pihaknya akan menerapkan metode baru.
“Untuk 2025 ini kita punya metode baru, agak beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dulu kita harus mendata per rumah, tapi sekarang sudah memakai aplikasi Dapodik untuk ATS ini,” jelasnya.
Dari data yang diperoleh, tim akan terjun ke lapangan untuk melakukan konfirmasi dan membujuk anak-anak tersebut untuk kembali bersekolah. Metode ini diharapkan efektif sehingga ke depan bisa lebih banyak anak yang kembali bersekolah.
Ia menyebut, sosialisasi metode baru telah dilakukan pada Februari lalu. Pada Maret, operator di masing-masing desa melakukan verifikasi dan validasi (verval) data secara mandiri. Setelah libur Lebaran, Tim ATS Kabupaten dijadwalkan turun langsung ke desa-desa untuk melakukan rekonfirmasi.
Meski begitu, setiap anak memiliki permasalah yang berbeda. Sehingga menjadi tantangan bagi petugas untuk melakukan penanganan.
“Rata-rata mereka tidak sekolah karena kurang motivasi, ada juga yang karena pernikahan dini, bahkan kenakalan remaja. Jadi pendekatannya memang harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing anak,” jelasnya.
Sebagai informasi, ada 1.655 ATS di Kabupaten Rembang. Dari jumlah tersebut, 405 anak berhasil kembali sekolah selama 2021 hingga 2023. Kemudian tahun 2024, ada 364 ATS yang tersebar di Kecamatan Bulu, Sedan, Kaliori, dan Sale dan sebanyak 111 anak telah kembali bersekolah. (*)