BP Haji Temukan Indikasi Pungli Jemaah Haji di Layanan Safari Wukuf

Rembangnews.com – Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) RI menemukan indikasi adanya pungutan liar (pungli) pada jemaah haji di layanan safari wuquf.

Dalam inspeksi mendadak yang dilakukan Wakil Kepala BP Haji RI, Dahnil Anzar Simanjuntak ke hotel transit jemaah di kawasan Aziziyah, Makkah.

“Safari wukuf itu gratis. Kalau ada yang meminta bayaran, itu artinya bohong dan penipuan,” jelasnya dilansir dari Detik.

Safari wukuf sendiri merupakan layanan prioritas untuk jemaah lansia, disabilitas, dan kelompok risiko tinggi.

Layanan ini meliputi safari wukuf menggunakan bus dari Arafah, pemulangan ke hotel transit, hingga badal lontar jumrah, bahkan tawaf ifadah. Semua proses ini tidak dipungut biaya sepeser pun.

Baca Juga :   Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023, Jokowi Pilih Diam

Namun layanan itu dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab dengan menyasar jemaah utamanya para jemaah yang tidak tahu. Padahal mereka telah berjuang keras untuk berhaji.

“Ada yang nabung jual sawah, jual motor, bertahun-tahun demi bisa berhaji. Kok tega-teganya memperdaya orang tua kita seperti ini,” jelasnya.

Ia menyebut jika data awal hotel transit di Aziziyah seharusnya menampung sekitar 2.000 jemaah lansia, disabilitas, dan risti. Namun realita, hanya 500 orang yang tertampung.

Sehingga ia mewanti-wanti agar tidak ada pihak yang memaksakan jemaah berangkat jika secara medis tidak layak. Selain membahayakan keselamatan jemaah, kondisi ini membuka celah eksploitasi, baik secara pelayanan maupun finansial.

“Saya minta para pejabat di Badan Penyelenggara Haji betul-betul melihat kondisi riil jemaah di lapangan, bukan hanya di atas kertas. Komitmen kita ke depan adalah membereskan persoalan ini,” jelasnya.

Baca Juga :   PDI Perjuangan Ungkap SBY Pengalaman soal Kecurangan Pemilu 2024

Dahnil berharap evaluasi menyeluruh bisa dilakukan. Agar ke depan jemaah haji Indonesia yang berangkat benar-benar memenuhi syarat istitha’ah secara fisik dan mental, serta terhindar dari praktik manipulatif maupun renten. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *