Rembangnews.com– Federasi Sepak Bola Irak (IFA) secara resmi menyampaikan permintaan kepada FIFA dan AFC agar menjunjung prinsip keadilan dan transparansi dalam proses pemilihan tuan rumah untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026. Hal ini dilakukan menyusul belum adanya pengumuman resmi dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) terkait siapa yang akan menjadi tuan rumah untuk putaran penting tersebut.
Ronde 4 direncanakan berlangsung secara terpusat pada bulan Oktober 2025, dengan enam tim dari Asia memperebutkan satu tiket otomatis ke Piala Dunia dan satu tiket menuju babak playoff.
Belum Ada Kejelasan Soal Tuan Rumah Ronde 4
Hingga kini, AFC belum menetapkan negara mana yang akan menyelenggarakan pertandingan Ronde 4. Namun, dua nama kuat yang santer disebut-sebut adalah Arab Saudi dan Qatar. Kedua negara tersebut dikenal memiliki infrastruktur sepak bola kelas dunia serta pengalaman sebagai tuan rumah ajang internasional.
Namun, potensi penunjukan Arab Saudi atau Qatar sebagai tuan rumah justru memicu polemik. Pasalnya, kedua negara tersebut juga termasuk peserta Ronde 4, yang berarti mereka akan bermain di kandang sendiri jika terpilih sebagai tuan rumah.
Irak Ajukan Diri dan Minta Proses yang Adil
Menanggapi kabar tersebut, Federasi Sepak Bola Irak (IFA) segera mengambil langkah tegas. Melalui pernyataan resmi, IFA menegaskan bahwa mereka telah mengirimkan surat kepada FIFA dan AFC untuk meminta transparansi dan keadilan dalam proses seleksi tuan rumah.
“Federasi Sepak Bola Irak mengirim surat ke FIFA dan AFC untuk meminta transparansi dan keadilan dalam proses pemilihan tuan rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026,” tulis pernyataan IFA.
Lebih lanjut, IFA menyebut bahwa Irak telah mengajukan diri secara resmi sebagai calon tuan rumah dalam batas waktu yang ditentukan AFC.
“Irak telah secara resmi mengajukan permohonan untuk menjadi tuan rumah pertandingan bagi salah satu dari dua grup dalam tenggat waktu yang ditetapkan oleh AFC,” lanjutnya.
Format Kompetisi Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Ronde 4 akan diikuti oleh enam tim, yang merupakan peringkat tiga dan empat dari dua grup di Ronde 3. Nantinya, enam tim ini akan dibagi ke dalam dua grup, masing-masing berisi tiga tim. Format pertandingan akan dilakukan secara round-robin atau setengah kompetisi, dan seluruh laga akan digelar secara terpusat di negara tuan rumah yang ditunjuk AFC.
Dari masing-masing grup, hanya juara grup yang akan langsung lolos ke Piala Dunia 2026. Sementara itu, tim yang berada di peringkat kedua akan saling berhadapan dalam satu pertandingan penentu, di mana pemenangnya akan maju ke babak playoff antar-konfederasi untuk memperebutkan tiket terakhir ke turnamen utama.
Potensi Konflik Kepentingan Jika Qatar atau Arab Saudi Jadi Tuan Rumah
Keprihatinan utama IFA terletak pada potensi konflik kepentingan apabila Qatar atau Arab Saudi ditunjuk menjadi tuan rumah. Bermain di kandang sendiri tentu akan memberikan keuntungan signifikan bagi tim tuan rumah, baik dari sisi adaptasi kondisi cuaca, dukungan suporter, hingga logistik.
Jika AFC tidak menjalankan proses seleksi secara transparan dan objektif, maka kredibilitas kompetisi bisa dipertanyakan. Irak dan negara-negara lain yang ikut serta tentu berharap semua peserta memiliki kesempatan yang setara untuk lolos ke putaran final Piala Dunia.
Infrastruktur Irak Siap Gelar Turnamen
Sebagai bagian dari pengajuan resminya, IFA mengklaim bahwa Irak kini telah memiliki fasilitas infrastruktur yang memadai untuk menjadi tuan rumah pertandingan internasional. Stadion-stadion baru di kota-kota seperti Basra, Baghdad, dan Erbil telah memenuhi standar FIFA dan AFC, dengan kapasitas besar, fasilitas keamanan, dan akomodasi yang layak.
Selain itu, Irak juga telah beberapa kali menjadi tuan rumah untuk event regional seperti Gulf Cup 2023 yang sukses digelar di Basra, menunjukkan kemampuannya dalam mengelola turnamen besar.
Irak Serius Ingin Jadi Tuan Rumah Ronde 4
Langkah IFA untuk menyuarakan keadilan dan transparansi dalam pemilihan tuan rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 patut diapresiasi. Di tengah persaingan yang ketat dan penuh tekanan, penting bagi AFC untuk menjaga integritas turnamen dengan memastikan bahwa semua negara peserta mendapatkan perlakuan yang adil.
Dengan mengajukan diri sebagai tuan rumah dan menegaskan pentingnya proses seleksi yang terbuka, Irak membuktikan keseriusannya tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai negara yang siap berkontribusi bagi kemajuan sepak bola Asia.