Baca Surat Yasin, Roh Diharapkan Mudah Keluar bagi Orang akan Meninggal

Rembangnews.com – Keutamaan pembacaan Surat Yasin sangat banyak, hingga ulama menyebut mereka sedang kesulitan akan dimudahkan Allah SWT. Surat Yasin seakan-akan dapat membantu orang dalam menghadapi ajal. Dengan rahmat Allah SWT, roh diharapkan dengan mudah keluar saat waktunya tiba.

Bahkan umat Islam setiap hari Jumat selalu membaca Yasin untuk mengharap ridho dari Allah SWT.

“Yasinan, adalah membaca surat Yasin secara bersama-sama, baik setiap malam Jumat atau malam-malam tertentu di masjid, mushalla atau di rumah-rumah,” tulis artikel berjudul Sosialiasi Yasinan dan Tahlilan dalam Komunikasi Islam (Disampaikan pada Jamaah Masjid Al Adil – Jakarta Selatan).

Berikut adalah Surat Yasin beserta latin dan artinya;

 

Surat Yasin full Arab, latin, lengkap dengan terjemahannya

يسٓ

 

yā sīn

 

  1. Yaa siin

 

وَٱلْقُرْءَانِ ٱلْحَكِيمِ

 

wal-qur`ānil-ḥakīm

 

  1. Demi Al Quran yang penuh hikmah,

 

إِنَّكَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ innaka laminal-mursalīn

 

  1. Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul,

 

عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ

 

‘alā ṣirāṭim mustaqīm

 

  1. (yang berada) diatas jalan yang lurus,

 

تَنزِيلَ ٱلْعَزِيزِ ٱلرَّحِيمِ

 

tanzīlal-‘azīzir-raḥīm

 

  1. (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,

 

لِتُنذِرَ قَوْمًا مَّآ أُنذِرَ ءَابَآؤُهُمْ فَهُمْ غَٰفِلُونَ

 

litunżira qaumam mā unżira ābā`uhum fa hum gāfilụn

 

  1. Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.

 

لَقَدْ حَقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَىٰٓ أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

 

laqad ḥaqqal-qaulu ‘alā akṡarihim fa hum lā yu`minụn

 

  1. Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman.

 

إِنَّا جَعَلْنَا فِىٓ أَعْنَٰقِهِمْ أَغْلَٰلًا فَهِىَ إِلَى ٱلْأَذْقَانِ فَهُم مُّقْمَحُونَ

 

innā ja’alnā fī a’nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fa hum muqmaḥụn

 

  1. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah.

 

وَجَعَلْنَا مِنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ

 

wa ja’alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fa hum lā yubṣirụn

 

  1. Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.

 

وَسَوَآءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

 

wa sawā`un ‘alaihim a anżartahum am lam tunżir-hum lā yu`minụn

 

  1. Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.

 

إِنَّمَا تُنذِرُ مَنِ ٱتَّبَعَ ٱلذِّكْرَ وَخَشِىَ ٱلرَّحْمَٰنَ بِٱلْغَيْبِ ۖ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ

 

innamā tunżiru manittaba’aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaīb, fa basysyir-hu bimagfiratiw wa ajring karīm

 

  1. Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.
Baca Juga :   Dindagkop UKM Bersama Dekranasda Rembang Gelar Batik Tulis Lasem Fest 2022

 

إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ

 

innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamụ wa āṡārahum, wa kulla syai`in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn

 

  1. Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).

 

وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا أَصْحَٰبَ ٱلْقَرْيَةِ إِذْ جَآءَهَا ٱلْمُرْسَلُونَ

 

waḍrib lahum maṡalan aṣ-ḥābal-qaryah, iż jā`ahal-mursalụn

  1. Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka.

 

إِذْ أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ ٱثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوٓا۟ إِنَّآ إِلَيْكُم مُّرْسَلُونَ

 

iż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabụhumā fa ‘azzaznā biṡāliṡin fa qālū innā ilaikum mursalụn

 

  1. (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang di utus kepadamu”.

 

قَالُوا۟ مَآ أَنتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَا وَمَآ أَنزَلَ ٱلرَّحْمَٰنُ مِن شَىْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ

 

qālụ mā antum illā basyarum miṡlunā wa mā anzalar-raḥmānu min syai`in in antum illā takżibụn

 

  1. Mereka menjawab: “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka.”

 

قَالُوا۟ رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّآ إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ

 

qālụ rabbunā ya’lamu innā ilaikum lamursalụn

 

  1. Mereka berkata: “Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu”. وَمَا عَلَيْنَآ إِلَّا ٱلْبَلَٰغُ ٱلْمُبِينُ wa mā ‘alainā illal-balāgul-mubīn

 

  1. Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.”

 

قَالُوٓا۟ إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ ۖ لَئِن لَّمْ تَنتَهُوا۟ لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ

 

qālū innā taṭayyarnā bikum, la`il lam tantahụ lanarjumannakum wa layamassannakum minnā ‘ażābun alīm

 

  1. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami.”

 

قَالُوا۟ طَٰٓئِرُكُم مَّعَكُمْ ۚ أَئِن ذُكِّرْتُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ

 

qālụ ṭā`irukum ma’akum, a in żukkirtum, bal antum qaumum musrifụn

 

  1. Utusan-utusan itu berkata: “Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas.”

 

وَجَآءَ مِنْ أَقْصَا ٱلْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَىٰ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱتَّبِعُوا۟ ٱلْمُرْسَلِينَ

 

wa jā`a min aqṣal-madīnati rajuluy yas’ā qāla yā qaumittabi’ul-mursalīn

 

  1. Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: “Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu”.
Baca Juga :   Peternak Sapi Rembang Batasi Sapi dari Jatim untuk Cegah Wabah PMK

 

ٱتَّبِعُوا۟ مَن لَّا يَسْـَٔلُكُمْ أَجْرًا وَهُم مُّهْتَدُونَ

 

ittabi’ụ mal lā yas`alukum ajraw wa hum muhtadụn

 

  1. Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

 

وَمَا لِىَ لَآ أَعْبُدُ ٱلَّذِى فَطَرَنِى وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

 

wa mā liya lā a’budullażī faṭaranī wa ilaihi turja’ụn

 

  1. Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan?

 

ءَأَتَّخِذُ مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةً إِن يُرِدْنِ ٱلرَّحْمَٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّى شَفَٰعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَلَا يُنقِذُونِ

 

a attakhiżu min dụnihī ālihatan iy yuridnir-raḥmānu biḍurril lā tugni ‘annī syafā’atuhum syai`aw wa lā yungqiżụn

 

  1. Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafa’at mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?

 

إِنِّىٓ إِذًا لَّفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

 

innī iżal lafī ḍalālim mubīn

 

  1. Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.

 

إِنِّىٓ ءَامَنتُ بِرَبِّكُمْ فَٱسْمَعُونِ

 

innī āmantu birabbikum fasma’ụn

 

  1. Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)ku.

 

قِيلَ ٱدْخُلِ ٱلْجَنَّةَ ۖ قَالَ يَٰلَيْتَ قَوْمِى يَعْلَمُونَ

 

qīladkhulil-jannah, qāla yā laita qaumī ya’lamụn

 

  1. Dikatakan (kepadanya): “Masuklah ke surga”. Ia berkata: “Alangkah baiknya sekiranya kamumku mengetahui.

 

بِمَا غَفَرَ لِى رَبِّى وَجَعَلَنِى مِنَ ٱلْمُكْرَمِينَ

 

bimā gafara lī rabbī wa ja’alanī minal-mukramīn

 

  1. Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.”

 

۞ وَمَآ أَنزَلْنَا عَلَىٰ قَوْمِهِۦ مِنۢ بَعْدِهِۦ مِن جُندٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا كُنَّا مُنزِلِينَ

 

wa mā anzalnā ‘alā qaumihī mim ba’dihī min jundim minas-samā`i wa mā kunnā munzilīn

 

  1. Dan kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya.

 

إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَٰحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَٰمِدُونَ

 

ing kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa iżā hum khāmidụn

 

  1. Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.

 

يَٰحَسْرَةً عَلَى ٱلْعِبَادِ ۚ مَا يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ

 

yā ḥasratan ‘alal-‘ibād, mā ya`tīhim mir rasụlin illā kānụ bihī yastahzi`ụn

 

  1. Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.

 

أَلَمْ يَرَوْا۟ كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّنَ ٱلْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ

 

a lam yarau kam ahlaknā qablahum minal-qurụni annahum ilaihim lā yarji’ụn

 

  1. Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwasanya orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka.

 

وَإِن كُلٌّ لَّمَّا جَمِيعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ

Baca Juga :   Ganda Putri Indonesia Berhasil Kalahkan Wakil dari Korea Selatan

 

wa ing kullul lammā jamī’ul ladainā muḥḍarụn

 

  1. Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami.

 

وَءَايَةٌ لَّهُمُ ٱلْأَرْضُ ٱلْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَٰهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ

 

wa āyatul lahumul-arḍul-maitatu aḥyaināhā wa akhrajnā min-hā ḥabban fa min-hu ya`kulụn

 

  1. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan.

 

Baca juga:

Surah Yasin: Arab, Latin, dan Doanya agar Bacaan Lebih Sempurna

وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّٰتٍ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعْنَٰبٍ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ ٱلْعُيُونِ

 

wa ja’alnā fīhā jannātim min nakhīliw wa a’nābiw wa fajjarnā fīhā minal-‘uyụn

 

  1. Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,

 

لِيَأْكُلُوا۟ مِن ثَمَرِهِۦ وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ ۖ أَفَلَا يَشْكُرُونَ

 

liya`kulụ min ṡamarihī wa mā ‘amilat-hu aidīhim, a fa lā yasykurụn

 

  1. supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?

 

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَزْوَٰجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلْأَرْضُ وَمِنْ أَنفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ

 

sub-ḥānallażī khalaqal-azwāja kullahā mimmā tumbitul-arḍu wa min anfusihim wa mimmā lā ya’lamụn

 

  1. Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

 

وَءَايَةٌ لَّهُمُ ٱلَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ ٱلنَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ

 

wa āyatul lahumul-lailu naslakhu min-hun-nahāra fa iżā hum muẓlimụn

 

  1. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.

 

وَٱلشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ

 

wasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā, żālika taqdīrul-‘azīzil-‘alīm

 

  1. dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

 

وَٱلْقَمَرَ قَدَّرْنَٰهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَٱلْعُرْجُونِ ٱلْقَدِيمِ

 

wal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā ‘āda kal-‘urjụnil-qadīm

 

  1. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.

 

لَا ٱلشَّمْسُ يَنۢبَغِى لَهَآ أَن تُدْرِكَ ٱلْقَمَرَ وَلَا ٱلَّيْلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

 

lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār, wa kullun fī falakiy yasbaḥụn

 

  1. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.

 

وَءَايَةٌ لَّهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى ٱلْفُلْكِ ٱلْمَشْحُونِ

 

wa āyatul lahum annā ḥamalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masy-ḥụn

 

  1. Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *