Rembang, Rembangnews.com – Produktivitas pertanian Rembang di musim tanam kedua (MT-2) mengalami penurunan jika dibandingkan dengan musim tanam pertama (MT-1) pada tahun 2022 di wilayah Kabupaten Rembang.
Desti Muryadi selaku Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (Kabid TPH) Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, mengungkapkan bahwa penurunan tersebut disebabkan beberapa faktor yang mengganggu pertumbuhan tanaman.
Dirinya menjelaskan, produktivitas pertanian pada MT-1 di wilayah Kabupaten Rembang terutama di Kecamatan Sumber hasil panennya mencapai sekitar 6 sampai 7 ton per hektar. Namun pada MT-2 mengalami penurunan hingga mencapai kisaran 4 sampai 5 ton.
“Produktivitas menurun dibandingkan MT-1. Kalau MT-1 kisaran 6-7 ton per hektar. Sedangkan untuk MT-2 yang sudah panen di Sumber kemarin kisaran 4-5 ton,” kata Desti saat ditemui Mitrapost.com, Jumat (27/5/2022).
Selain itu, penyebabnya juga karena kelembaban yang tinggi akibat tingginya curah hujan, sehingga membuat munculnya beberapa serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
“Kelembaban yang tinggi karena masih tingginya curah hujan memicu berkembangnya penyakit tanaman terutama Kresek atau BLB (Bacterial Leaf Blight),” ucap Desti.
Sementara itu, beberapa lahan di Kecamatan Kaliori sudah mulai memasuki musim panen di bulan ini. Musim panen MT-2-nya diperkirakan mencapai 800 hektar.
“Saat ini beberapa lahan di Kecamatan Kaliori sudah mulai memasuki musim panen, perkiraan untuk bulan Mei ini luas panen bisa mencapai 800-an hektar,” tandasnya.
Lebih lanjut, panen di MT-2 di Kabupaten Rembang mencapai sekitar 24.121 hektar pada bulan ini. Hasil panen tersebut bukan hanya padi saja, tetapi juga komoditas jagung dan palawija. (*)