Rembangnews.com – Umat Islam dilarang untuk makan makanan haram, dan sebaliknya diperintahkan untuk makan makanan yang halal. Ada alasan mengapa hal itu diperintahkan, salah satu alasannya yaitu karena makanan yang dimakan mempengaruhi perilaku seseorang.
“Setiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram, maka api neraka lebih utama baginya (lebih layak membakarnya),” (HR. At-Thabrani).
Makanan yang halal akan membawa pengaruh baik bagi yang memakannya. Begitu pula sebaliknya, makanan haram dapat membuat manusia memiliki sifat yang buruk.
Dilansir dari laman MUI, apabila ditinjau dari zoologi, pengaruh makanan terhadap watak dan perilaku secara sederhana dapat dilihat pada hewan.
Hewan karnivora seperti singa, harimau, dan lainnya cenderung memiliki perilaku buas, agresif, suka menyerang, dan membahayakan. Hal ini karena ia memakan hewan lain.
Sedangkan hewan herbivora seperti sapi dan kambing, yang memakan tumbuh-tumbuhan memiliki sifat yang relatif lebih jinak, dan tidak membahayakan.
Hal ini tentu membuat kita menjadi memahami bahwa Allah SWT melarang sesuatu dimakan tentu memiliki alasan yang ditujukan untuk kebaikan manusia itu sendiri.
Karena sejatinya, makanan yang dimakan manusia akan menumbuhkan darah dan daging. Kita adalah apa yang kita makan. Oleh karena itu, manusia diwajibkan memakan makanan yang halal. Sebagaimana yang termuat dalam ayat berikut ini.
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah.” (QS. Al-Maa’idah: 3).
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang (yang ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah,” (QS. Al-Baqarah: 173).
Semoga dengan mengetahui hal ini, kita bisa terhindar dari hal-hal yang diharamkan, dan terjaga perilaku dan akhlak kita dari hal-hal yang buruk. (*)