Rembangnews.com – Angka kemiskinan di Indonesia per September 2022 mencapai 26,36 juta orang atau 9,57% dari jumlah penduduk.
Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan faktor yang mempengaruhi angka kemiskinan di periode Maret 2022 – September 2022 tersebut.
Faktor tersebut adalah karena adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) per 3 September 2022 untuk jenis Pertalite, Solar dan Pertamax.
Sedangkan inflasi pada bulan September 2022 secara bulanan sebesar 1,17% dan 5,95% secara tahunan. Pertumbuhan ekonomi secara kuartal pun juga melambat pada kuartal III 2022 yaitu 1,81%.
“Sementara konsumsi rumah tangga pada periode yang sama tumbuh melambat, yakni turun 0,11 poin persen,” ujar Margo dalam konferensi pers, Senin (16/1/2023) dilansir dari Detik.
Harga komoditas pokok juga mengalami kenaikan. Misalnya saja beras naik sebesar 1,46%, gula pasir 2,35%, tepung terigu 13,97%, cabai merah 42,6% hingga telur ayam ras 19,01%.
“Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2022 sebesar 5,86% atau turun sebesar 0,63 persen poin dibandingkan Agustus 2021 (6,49%),” ujarnya.
Namun pekerja penuh di bulan Agustus 2021 ada sebesar 68,46%. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan Agustus 2021 (64,3%). Rata-rata upah buruh pun pada Agustus 2022 meningkat sebesar 12,22% dibandingkan Agustus 2021.
Pemerintah pun sudah memberikan kompensasi atas penyesuaian harga BBM berupa kenaikan bansos sebesar Rp 150.000 per bulan dan subsidi upah sebesar Rp 600.000 per pekerja.
Ada juga subsidi transportasi angkutan umum ojek online dan nelayan. (*)