Dinas PUPR Bicara soal Pembangunan Alun-alun Rembang, Replika Kapal hingga Air Mancur

Rembang, Rembangnews.com – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengungkapkan rencana pembangunan Alun-alun Rembang.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Penataan Bangunan dan Bina Jasa Konstruksi DPUPR Kabupaten Rembang, Agus Himawan.

Ia mengatakan banyaknya tiang yang keropos mengharuskan adanya penggantian lampu penerangan.

“Lampu di tiang besar yang pojok-pojok itu juga diganti, karena mati, “ kata dia

“Jaringan listrik yang lama itu sudah tidak diketahui jaringannya seperti apa. Jaringan yang baru ini, di dalam tanah semua. Keuntungan lain lebih awet, karena tidak ada pengaruh cuaca, “ tambah Agus.

Kemudian penggantian pot tanaman, keramik granit, dan penataan saluran air. Selanjutnya pada sudut Utara sisi tengah, dilengkapi replika kapal, yang mana menjadi identitas Rembang sebagai wilayah pesisir.

Baca Juga :   Dinkes Rembang Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi Melalui Program Telponi

“Tulisan Alun-Alun Rembang nanti dikombinasikan dengan replika kapal tersebut, “ kata dia.

“Air mancur akan digabungkan dengan pergola yang sudah lebih dulu dibangun pada tahap pertama, “tutur Agus.

Sementara itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rembang berharap agar Alun-alun Rembang dapat menjadi pusat keramaian masyarakat.

Hal ini sejalan dengan besarnya anggaran yang digelontorkan untuk menata jantung kota Rembang tersebut.

Wakil Ketua Komisi 3 Bidang Pembangunan DPRD Rembang, Puji Santoso mengungkapkan bahwa anggaran Rp1,7 miliar digelontorkan pada tahun 2022 untuk merombak lampu penerangan dan jaringan listrik.

Kemudian, pada tahun 2023 dana yang dialokasikan mencapai Rp7 miliar. Ia pun berharap agar Alun-alun Rembang dapat menjadi pusat keramaian masyarakat.

Baca Juga :   Pemkab Ungkap Penggunaan Anggaran Alun-alun Rembang

“Sesuai master plan yang dirancang oleh ahlinya. Dari sisi penerangan, akan lebih terang dan yang terpenting adalah kebersihannya. Sampah nggak berserakan. Kalau ini tentu perlu kesadaran masyarakat juga, “ kata Puji.

Dalam hal ini, Puji mengatakan perencanaan pembangunan harus dipikirkan secara matang. Agar nantinya ketika sudah jadi, bangunan tidak dibongkar karena tidak sesuai.

“Contohnya masalah jaringan listrik, keramik alun-alun sama jenis tanaman. Perlu dipikirkan mateng-mateng, biar tidak sedikit-sedikit merubah, “ ungkap dia. (Adv)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *