Prasasti Bertuliskan Aksara Tionghoa Ditemukan di Pegunungan Lasem Rembang

Rembang, Rembangnews.comSebuah prasasti ditemukan di kawasan pegunungan Lasem, tepatnya di Dukuh Ngasinan, Desa Warugunung, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang.

Prasasti yang ditemukan bertuliskan aksara Tionghoa. Diketahui, lokasi ditemukan prasasti tersebut memang dekat dengan kompleks pemakanam warga Tionghoa.

Warga sudah lama mengetahui keberadaan prasasti tersebut, namun mereka mengira itu hanyalah batu berukir biasa. Salah satu warga bernama Jayadi mengaku awalnya curiga jika batu tersebut bukalah sekedar bongpai.

Ia pun kemudian melaporkan hal itu kepada Danang Swastika, seorang pegiat sejarah Lasem.

“Saya sering di sini sejak SMP, karena kebun kakek saya ada di bawah batu prasasti itu. Kami awalnya mengira itu hanya bongpai, bukan benda bersejarah. Setelah bertemu dengan Mas Danang, saya ceritakan tentang batu ini dan kami memeriksanya bersama,” ujarnya.

Baca Juga :   Dinilai Memberatkan, Nelayan di Rembang Demo Kebijakan Pajak 10 Persen

Usai melakukan pemeriksaan, penemuan itu kemudian dilaporkan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rembang.

“Alhamdulillah, laporan kami tentang temuan prasasti ini direspon dengan baik. Ini merupakan penemuan yang sangat penting bagi sejarah Lasem,” ungkapnya.

Ada dua prasasti yang ditemukan. Prasasti pertama memiliki ukuran tinggi 144 cm, panjang 190 cm, dan tebal 81 cm. Kemudian yang kedua memiliki panjang 216 cm, tinggi 110 cm, dan tebal 105 cm.

Retna Dyah Radityawati, Subkoordinator Sejarah, Museum, dan Cagar Budaya Dinbudpar Rembang mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pendataan awal di lokasi. Selanjutnya, penemuan itu akan dilaporkan ke Balai Pelestari Kebudayaan (BPK). Sedangkan tim ahli akan melakukan pembacaan dan pembersihan prasasti.

Baca Juga :   Peringati HPN, PWI dan Pemkab Rembang Angkat Potensi Durian Desa Pinggan

“Kami sedang mendata dan mendokumentasikan prasasti ini. Nanti, BPK akan datang untuk melakukan pembacaan aksara Tionghoa dan pembersihan yang akan dilakukan oleh ahli filologi aksara Cina,” jelasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *