Bawang Merah Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi Rembang Bulan November

Rembang, Rembangnews.comBawang merah menjadi komoditas penyumbang terbesar inflasi di Kabupaten Rembang pada bulan November.

Inflasi Rembang secara year on year (yoy) pada November tercatat 1,27 persen. Sedangkan bawang merah menyumbang inflasi 0,1867 persen.

“Komoditas yang paling berkontribusi terhadap inflasi adalah bawang merah dengan andil 0,1867%, tomat 0,09%, dan ikan bandeng 0,029%. Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar adalah udang -0,04%, cabai rawit -0,02%, dan cumi-cumi -0,019%,” ujar Kepala BPS Kabupaten Rembang, Jubaedi.

Pihaknya menyebut jika hampir seluruh kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga, meskipun ada juga yang mengalami deflasi.

Kelompok yang mengalami inflasi diantaranya pakaian dan alas kaki mengalami inflasi 2,10 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga naik 0,78 persen. Kemudian kelompok perlengkapan rumah tangga serta pemeliharaan rutin meningkat 1,76 persen.

Baca Juga :   Inflasi Rembang Berada di Angka 1,39 Persen, Lebih Rendah dari Jateng

Sementara itu, kelompok yang mengalami deflasi diantaranya kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,07%. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya juga mengalami penurunan harga sebesar 5,37%.

Pihaknya sendiri memantau perkembangan harga 247 paket komoditas. Dimana komoditas tersebut dipilih berdasarkan pada nilai konsumsi yang signifikan, atau barang signifikan tetapi kurang esensial.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang juga tengah berupaya mengantisipasi kenaikan harga menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) utamanya untuk barang-barang pokok.

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Rembang, M. Mahfudz mengatakan bahwa untuk bisa mengendalikan angka inflasi, maka ketersediaan stok barang penting untuk dijaga.

“Komoditas yang mengalami kenaikan harga paling menonjol adalah bawang merah dan tomat. Menjelang Nataru, permintaan dipastikan meningkat, sehingga Pemkab akan memastikan ketersediaan stok pangan,” jelasnya.

Baca Juga :   Ganjar Ingatkan Para Relawan Tentang Pentingnya Lakukan Kesiap Siagaan Bencana

Namun kondisi cuaca saat ini dinilai bisa menjadi penghalang untuk menjaga stok barang. Sebab curah hujan yang tinggi berdampak pada hasil pertanian.

“Kami akan terus memantau stok Kebutuhan Pokok Masyarakat (Kepokmas),” tambahnya.

“Jika stok tidak mencukupi, kami akan berkoordinasi dengan distributor dan, jika diperlukan, dengan sektor terkait seperti Bulog untuk menjaga pasokan pangan,” lanjutnya.

Pihaknya pun berencana menggelar rapat koordinasi lintas sektor untuk membahas langkah-langkah antisipasi menghadapi Nataru, khususnya mengenai ketersediaan kepokmas.

“Kami berharap target inflasi di bulan Desember dapat dijaga pada kisaran 2,5% ±1%, dengan batas maksimal 3,5% dan minimal 1,5%,” ujarnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *