Ternyata Serangan Stroke Bisa Terjadi Berkali-kali: Kenali Risiko, Gejala, dan Cara Pencegahannya

Rembangnews.com – Banyak orang mengira bahwa stroke hanya terjadi satu kali seumur hidup. Padahal, stroke bisa terjadi berkali-kali, bahkan dalam waktu yang berdekatan. Kondisi ini dikenal sebagai stroke berulang, dan bisa sangat berbahaya jika tidak segera ditangani dengan tepat.

Menurut data dari World Stroke Organization (WSO), sekitar 1 dari 4 orang yang pernah mengalami stroke berisiko tinggi mengalami stroke kedua atau lebih. Oleh karena itu, sangat penting bagi para penyintas stroke dan masyarakat umum untuk memahami bahwa stroke bukan penyakit yang selesai dalam satu serangan, tetapi bisa kambuh dan menimbulkan komplikasi yang lebih berat.

Apa Itu Stroke dan Mengapa Bisa Terulang?

Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu atau berkurang, sehingga jaringan otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi. Akibatnya, sel-sel otak mulai mati dalam beberapa menit.

Ada dua jenis utama stroke:

  • Stroke iskemik: Disebabkan oleh sumbatan pada pembuluh darah otak.

  • Stroke hemoragik: Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.

Stroke berulang terjadi ketika seseorang yang pernah mengalami stroke kembali mengalami gangguan serupa, baik di lokasi yang sama maupun berbeda di otak. Risiko stroke berulang dapat meningkat jika faktor pemicunya tidak dikendalikan, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes, merokok, atau gaya hidup tidak sehat.

Baca Juga :   5 Strategi Ampuh Agar Tidurmu Cukup dan Sahur Tidak Membuat Lelah Seharian

Mengapa Stroke Bisa Terjadi Lebih dari Satu Kali?

Banyak pasien stroke yang tidak menyadari bahwa mereka masih memiliki risiko tinggi untuk terkena serangan kedua. Hal ini terjadi karena:

  1. Tidak patuh minum obat: Obat pengencer darah atau pengontrol tekanan darah sering kali dihentikan tanpa rekomendasi dokter.

  2. Gaya hidup tetap tidak sehat: Tidak mengubah pola makan, kurang olahraga, masih merokok atau mengonsumsi alkohol.

  3. Tidak melakukan kontrol rutin: Pasien tidak melakukan pengecekan tekanan darah, kadar kolesterol, atau kadar gula secara berkala.

  4. Kurangnya edukasi dan pemahaman: Banyak penyintas stroke yang tidak memahami pentingnya rehabilitasi dan pencegahan jangka panjang.

Tanda-Tanda Stroke yang Harus Diwaspadai

Gejala stroke bisa datang tiba-tiba dan sering kali tidak disadari. Jika kamu atau orang di sekitarmu mengalami gejala berikut, segera cari pertolongan medis:

  • Wajah tampak menurun di satu sisi (seperti senyum yang miring).

  • Lengan atau kaki melemah di satu sisi tubuh.

  • Sulit berbicara atau ucapan tidak jelas.

  • Penglihatan kabur, terutama pada satu mata.

  • Pusing mendadak atau kehilangan keseimbangan.

  • Sakit kepala hebat tanpa sebab jelas.

Baca Juga :   8 Dampak Buruk Tidur Kurang dari 6 Jam bagi Kesehatan Fisik dan Mental

Metode pengingat gejala stroke yang sering digunakan adalah FAST:

  • Face (Wajah): Apakah wajah terlihat tidak simetris?

  • Arms (Lengan): Apakah salah satu lengan sulit diangkat?

  • Speech (Bicara): Apakah bicara jadi cadel atau sulit dimengerti?

  • Time (Waktu): Segera hubungi layanan darurat!

Cara Mencegah Stroke Berulang

Pencegahan stroke kedua jauh lebih penting dan harus menjadi prioritas bagi penyintas stroke dan keluarganya. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

1. Minum Obat Secara Teratur

Ikuti anjuran dokter dan jangan hentikan obat secara sepihak. Obat seperti pengencer darah, antihipertensi, atau penurun kolesterol sangat penting untuk mencegah sumbatan pembuluh darah.

2. Jaga Tekanan Darah

Hipertensi adalah penyebab utama stroke berulang. Lakukan kontrol tekanan darah secara berkala dan hindari konsumsi garam berlebih.

3. Kontrol Gula dan Kolesterol

Penderita diabetes dan kolesterol tinggi lebih rentan terkena stroke. Atur pola makan, hindari makanan tinggi lemak trans, dan aktif secara fisik.

4. Berhenti Merokok dan Kurangi Alkohol

Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol dapat mempercepat kerusakan pembuluh darah. Hentikan kebiasaan ini untuk mengurangi risiko stroke kedua.

Baca Juga :   7 Manfaat Menakjubkan dari Mandi Es untuk Kesehatan Tubuh

5. Lakukan Rehabilitasi dan Terapi

Setelah stroke pertama, pasien harus menjalani terapi fisik, okupasi, dan bicara jika dibutuhkan. Rehabilitasi membantu pemulihan dan mengurangi komplikasi jangka panjang.

Pentingnya Edukasi dan Dukungan Keluarga

Pasien stroke sangat membutuhkan dukungan dari keluarga, terutama untuk menjaga konsistensi dalam menjalani pengobatan dan gaya hidup sehat. Keluarga juga perlu diedukasi tentang gejala-gejala stroke agar bisa bertindak cepat saat serangan kedua terjadi.

Selain itu, dukungan emosional sangat penting karena banyak penyintas stroke mengalami stres, kecemasan, atau bahkan depresi pasca serangan.

Stroke adalah penyakit serius yang bisa terjadi lebih dari satu kali. Tanpa pengelolaan yang tepat, stroke berulang bisa menyebabkan kerusakan otak permanen bahkan kematian. Oleh karena itu, edukasi, pengobatan rutin, perubahan gaya hidup, dan deteksi dini gejala stroke sangat penting untuk mencegah serangan kedua.

Jangan anggap enteng satu serangan stroke. Lindungi diri dan keluarga dengan menjalani gaya hidup sehat dan rutin memeriksakan kesehatan. Karena dalam hal stroke, cepat tanggap bisa menyelamatkan nyawa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *