Disabilitas Rembang Ikut Berperan dalam Peringatan Hari Kartini

Rembang, Rembangnews.comDisabilitas Rembang ikut berperan dalam momentum upacara peringatan Hari Kartini yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang di halaman Pendopo RA Kartini pada Kamis (21/04/2022).

Orang tersebut adalah Ika Galih Priatmaja yang berperan menjadi penerjemah bahasa isyarat bagi kaum disabilitas yang saat itu juga turut hadir sebagai peserta upacara. Ika merupakan seorang guru dari Sekolah Luar Biasa (SLB) di Rembang.

Upacara tahun ini merupakan kali pertama Ika ditunjuk sebagai penerjemah bahasa isyarat. Meski begitu, sebelumnya Pemkab Rembang telah mempercayakan Ika dalam berbagai acara sebagai penerjemah.

Kepada awak media, Ika menuturkan dirinya sangat bangga karena bisa menjadi jembatan untuk kaum Disabilitas agar bisa mengikuti rangkaian upacara hari ini dengan baik dan sempurna.

Baca Juga :   Pembangunan Jalan Jadi Fokus Pemkab Rembang Tahun Ini

“Teman-teman ikut senang karena ini merupakan fasilitas bagi tuna rungu dan tuna wicara, jadi siswa kami yang ikut ke sini bisa mengikuti dan mengerti jalannya upacara seperti apa,” ungkap Ika.

Menurutnya, kaum disabilitas juga perlu merasakan semangat Kartini dalam memperjuangkan hak-hak kesetaraan manusia di Indonesia khususnya wanita.

Semangat disabilitas dalam mengikuti peringatan hari Kartini pun nampaknya dibuktikan dengan aksi nyata. Carissa, salah satu murid Ika berhasil menyabet juara satu dalam ajang perlombaan menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini.

“Hari Kartini ini jadi semangat baru juga karena dari Pemerintah pun memberikan ruang yang banyak untuk teman-teman disabilitas untuk berkarya seperti Carissa ini bisa mengikuti lomba menyanyi, jadi lombanya bukan untuk orang umum saja tapi untuk kawan-kawan kami juga,” katanya.

Baca Juga :   KH Luthfi Tomafi Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor Meninggal

Ika berharap dengan adanya momentum peringatan hari Kartini ini, Pemkab Rembang terus mengakui keberadaan kawan disabilitas, salah satunya yakni dengan memberikan kesempatan yang sama untuk kaum disabilitas bekerja di jajaran Pemerintahan.

“Harapannya ada lah peraturan berapa persen itu setiap lembaga pemerintahan itu ada disabilitasnya, meskipun bukan di struktural tapi sebagai OB atau security itu nggak papa yang penting diakui bahwa mereka juga mampu,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *