Rembang, Rembangnews.com – Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Rembang akan tetap menerapkan kurikulum merdeka belajar pada tahun ajaran baru 2022/2023.
Sutrisno selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Rembang, menjelaskan bahwa satuan pendidikan tingkat PAUD, SD, dan SMP se-Kabupaten Rembang berencana masih memakai kurikulum merdeka belajar pada bulan Juli mendatang.
Hal ini berdasarkan pada Kurikulum Merdeka Belajar tahun 2022 yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
“Pembelajaran tatap muka tahun ajaran baru ini masih memakai kurikulum merdeka belajar di satuan pendidikan PAUD, SD dan SMP,” kata Sutrisno saat ditemui wartawan rembangnews.com, Kamis (09/11/2022).
Sutrisno mengatakan, kurikulum merdeka belajar adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Di mana, konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Mulai tahun 2022/2023, satuan pendidikan dapat memilih untuk mengimplementasikan kurikulum berdasarkan kesiapan masing-masing sekolah untuk menerapkan kurikulum merdeka belajar di beberapa kelas.
“Mulai dari TK B, Kelas I, Kelas IV, jenjang SD, dan kelas VII, X jenjang SMP menggunakan kurikulum merdeka belajar. Untuk mengukur kesiapan satuan pendidikan menilai tahap kesiapan menggunakan Kurikulum Merdeka,” ucap Sutrisno.
Sutrisno mengungkapkan manfaat kurikulum merdeka belajar bagi pelajar di Rembang diantaranya lebih sederhana dan mendalam.
Kurikulum merdeka belajar lebih berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya.
Selain itu juga lebih merdeka. Bagi peserta didik khususnya jenjang SMA, tidak ada program peminatan di SMA. Artinya, tidak ada lagi kelas IPA, IPS dan Bahasa. Sehingga peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
Kurikulum merdeka belajar juga dinilai lebih relevan dan interaktif. Pembelajaran melalui kegiatan proyek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual
“Lebih relevan dan interaktif misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter anak,” terangnya. (*)