Cuaca Ekstrim, Nelayan Rembang Tak Bisa Melaut

Rembang, Rembangnews.com – Dampak cuaca ekstrim di perairan laut Indonesia berimbas kepada nelayan. Hal ini membawa pengaruh signifikan bagi nelayan di Rembang yang tidak dapat aktivitas seperti biasa.

Menurut pantauan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) kabupaten Rembang M. Sofyan Cholid mengutarakan para nelayan tidak bisa melakukan mencari ikan di tengah laut. Hal ini dikarenakan cuaca alam yang tidak bersahabat dengan adanya gelombang tinggi.

Dia menjelaskan berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca di perairan laut Indonesia kurang menguntungkan bagi para nelayan.

“BMKG sudah mengeluarkan informasi terkait prediksi gelombang tinggi. Gelombang tinggi kurang membawa pengaruh bagi para nelayan di Rembang,” kata Cholid saat ditemui Rembangnews.com Senin (22/08/2022).

Baca Juga :   BPBD Turut Bantu Pencarian Nelayan Rembang yang Hilang

Dirinya mengatakan Pengelolaan Sistem Informasi Hidrologi, Hidrometeorologi dan Hidrogeologi (PSIH3) telah memberikan informasi para nelayan adanya surat izin melaut dan ada pemberitahuan terkait gelombang tinggi.

Diketahui sementara di wilayah Indonesia bagian Selatan dominan bergerak dari Timur-Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.

“PSIH3 menginformasikan kalau sekarang sudah dengan beberapa pemberitahuan, mengeluarkan dan memprediksi alam dari musim angin timur,” tandas Cholid.

Ia mengungkapkan, kondisi gelombang tinggi tidak terjadi secara terus menerus. Ada kondisi di mana cuaca buruk menimpa di perairan laut Indonesia. Kondisi gelombang tinggi biasanya hanya berselang selama 1 hingga 2 hari.

Para nelayan bisa mengetahui kondisi laut sehingga mereka dapat mengamankan diri di pulau terdekat. Dan bagi nelayan yang belum dapat melaut diharapkan mematuhi peraturan PSIH3 dari pemerintah.

Baca Juga :   Keluarga Nelayan Rembang Terima Dana Klaim Asuransi dari Bupati Rembang

“Biasanya para nelayan sembunyi di pulau saat mencari ikan saat gelombang tinggi. Secara tidak langsung nelayan paham kondisi gelombang tinggi apa yang harus dilakukan,” terangnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *