Rembang, Rembangnews.com – Potensi sektor pertanian di Kabupaten Rembang dinilai belum tergarap dengan maksimal. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Rembang, Budiyono.
Ia menjelaskan, sektor pertanian berada di peringkat ke-11 dalam realisasi investasi tahun sebelumnya dengan nilai Rp22 miliar. Namun hingga triwulan III tahun 2024, peringkatnya turun ke posisi ke-13 dengan nilai investasi sebesar Rp17,27 miliar.
“Secara kasar, kita punya potensi besar di sektor pertanian. Dari UKSW sudah melakukan studi kelayakan untuk melihat sektor mana saja yang berpotensi, terutama terkait hilirisasi. Misalnya, kita punya potensi tanaman tebu, tapi sayangnya belum ada pabrik gula,” jelas Budiyono.
Pemetaan potensi setor pertanian secara detail dinilai perlu ada. Bagaimana rencana ke depan dan potensi itu kemudian perlu dikemas dengan lebih menarik dan informatif sehingga dapat menarik investor.
Pihak DPMPTSP sendiri telah mengundang pelaku usaha dari skala besar, menengah, hingga UMKM yang bergerak di sektor pertanian dalam workshop.
“Salah satu perusahaan yang hadir adalah PT Charoen Pokphand, produsen pakan ternak. Jika ada potensi yang cocok, bisa saja mereka tertarik atau melibatkan mitra bisnis lain. Ini adalah bagian dari sistem yang saling mendukung, sehingga sektor pertanian bisa bergerak maksimal,” jelasnya.
Ia menilai, Kabupaten Rembang memiliki potensi yang beragam di sektor pertanian, seperti hortikultura (cabai, kacang, kedelai, padi, jagung), tanaman pakan ternak, umbi-umbian, palawija, serta perkebunan tebu dan tembakau.
Sedangkan di bidang peternakan, potensi meliputi pembibitan ayam ras, sapi potong, ayam lokal, itik, unggas, burung walet, kambing potong, serta budidaya ayam petelur dan pedaging.
Workshop tersebut menghadirkan dua narasumber dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Dr. Ir. Bistok Hasiholan Simajuntak, M.Si., menyampaikan materi tentang Pemetaan Kesesuaian Lahan Pengembangan Investasi Komoditas Pertanian Unggulan Rembang, sementara Setia Candra Jati, S.P., M.Si., memaparkan materi mengenai Hilirisasi Komoditas Unggulan Rembang. (*)