Rembangnews.com – Belum lama ini ramai diberitakan sekolah negeri melakukan pungutan liar (pungli) dengan alasan sumbangan, salah satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Menanggapi hal itu, Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fahmi Alaydroes menilai apabila sumbangan itu benar dalam kategori tidak resmi, hal tersebut menjadi sesuatu yang disayangkan.

Terlebih kalau dikaitkan dengan  berapa besar sumbangan yang diberikan orang tua pada masa penerimaan siswa baru, menurutnya hal itu berpotensi menimbulkan kultur yang kurang sehat bagi dunia pendidikan.

“Kalau dikaitkan dengan berapa besar sumbangan, jadi tidak fair. Maka akan menjadi sangat tidak adil bagi  orang tua yang tidak memiliki kemampuan yang cukup. Akhirnya terjadi persaingan yang tidak sehat. Jadi yang punya uang, yang berkesempatan. Ini tidak fair,” ungkap Fahmi.

Baca Juga :   Mengenang Sejarah Perjuangan Soekarno

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Googlenews. silahkan Klik Tautan Rembangnews dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini