DPR Menyayangkan Masih Ada Banyak Pungli di Sekolah

Rembangnews.com – Belum lama ini ramai diberitakan sekolah negeri melakukan pungutan liar (pungli) dengan alasan sumbangan, salah satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Menanggapi hal itu, Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fahmi Alaydroes menilai apabila sumbangan itu benar dalam kategori tidak resmi, hal tersebut menjadi sesuatu yang disayangkan.

Terlebih kalau dikaitkan dengan  berapa besar sumbangan yang diberikan orang tua pada masa penerimaan siswa baru, menurutnya hal itu berpotensi menimbulkan kultur yang kurang sehat bagi dunia pendidikan.

“Kalau dikaitkan dengan berapa besar sumbangan, jadi tidak fair. Maka akan menjadi sangat tidak adil bagi  orang tua yang tidak memiliki kemampuan yang cukup. Akhirnya terjadi persaingan yang tidak sehat. Jadi yang punya uang, yang berkesempatan. Ini tidak fair,” ungkap Fahmi.

Baca Juga :   Kakorlantas Polri Imbau Tak Ada Pungli Dalam Pelayanan Samsat

Ia menilai, dunia pendidikan itu harus dimulai dengan segala sesuatu yang positif, jujur, dan disiplin terhadap berbagai macam aturan kebijakan. Sehingga jikalau kemudian pungli ini  terjadi ketika calon siswa mau masuk sekolah, berarti akan muncul saling berkompetisi.

“Kemudian kompetisi ini di apa didikaitkan dengan berapa besar uang yang diberikan? Ini menjadi  sesuai  yang  sangat-sangat di sayangkan. Pendidikan basisnya harus moralitas, harus punya integritas terhadap segala macam yang  positif,” tegasnya.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menjelaskan, pemerintah  sendiri sudah mengalokasikan anggaran kepada sekolah melalui BOS (Biaya Operasional Sekolah). Sehingga, secara apa secara prinsip operasional sekolah  tersebut sudah dibiayai oleh negara.

“Termasuk segala halnya, sarana prasarana, gaji guru segala macam, sudah di-back up (negara). (Sekolah) mau apalagi begitu?” tanya Fahmi.

Baca Juga :   PKS Sambut Deklarasi Anies Cak Imin

Ia pun mengungkapkan, Komisi X DPR RI akan terus melakukan proses pengawasan, apalagi  di sekolah negeri. Temuan yang ada kemudian akan  menjadi catatan yang disampaikan di dalam rapat kerja maupun RDP dengan kementerian  terkait.

“Saya menghimbau  kepada semua pihak , terutama  Kementerian  Pendidikan, harus proaktif, harus benar-benar  mendengar suara masyarakat, harus benar-benar menjalankan kebijakan secara bijak. Maksudnya sesuai dengan  apa yang sudah ditentukan,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *