Rembangnews.com – Penyakit antraks kini menjadi sorotan usai terdapat warga di Kabupaten Gunungkidul, DIY yang meninggal karena penyakit tersebut.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengklaim bahwa saat ini persediaan obat profilaksis atau antibiotik bagi warga yang positif antraks masih aman.
Obat tersebut, jelasnya, juga diberikan kepada mereka yang terindikasi terpapar dengan spora antraks.
“Profilaksis diberikan kepada yang ada kontak. Persediaan obat saat ini masih cukup di dinas kesehatan DIY,” jelasnya.
Pihaknya juga menjamin bahwa ketersediaan antibiotik di pusat masih sangat cukup. Sehingga jika nantinya kasus antraks ditemukan lagi, maka tak akan terjadi kekurangan obat.
Karena kasus antraks yang terjadi kemarin, pihaknya juga telah menyiagakan rumah sakit di DIY agar waspada atas potensi penularan.
“Turut diberikan peningkatan kapasitas surveilans untuk deteksi dini,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyinggung kasus Antraks yang terjadi tahun 2023 di Kabupaten Gunungkidul dan menyebabkan kematian bagi tiga warga. Ia menjelaskan dari tiga yang meninggal, satu orang suspek antraks. Sedangkan dua lainnya yang tidak diperiksa, diketahui memiliki kontak erat dengan sapi penyebab antraks. Keduanya juga menunjukkan gejala positif antraks.
Ia juga meluruskan data dari Pemkab Gunungkidul yang menyebut ada 87 pasien positif terpapar. Ia mengatakan, sebagian dari pasien hanya terindikasi positif dari pemeriksaan sero survei. Oleh karena itu, tak bisa dimasukkan positif antraks.
Pemkab Gunungkidul sendiri hingga kini juga belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk antraks. (*)