Rembang, Rembangnews.com – Dalam rangka persiapan pengamanan, simulasi kerusuhan Pemilihan Umum (Pemilu) digelar.
Dalam simulasi itu, ratusan orang yang menjadi pendemo pecah di ruas jalan Kartini kota dengan aparat kepolisian. Ratusan pendemo itu bahkan anarkis ke aparat.
Ada dua orang yang berperan menjadi pelaku penyebar berita hoax tentang kecurangan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Pemilu. Mereka kemudian ditangkap oleh pihak kepolisian.
Warga lalu melakukan protes ketika di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan memicu kerusuhan.
Massa kemudian ditenangkan petugas gabungan yang terdiri dari Kepolisian, TNI, dan Satpol PP. Namun kondisi semakin tak terkendali karena massa semakin anarkis.
Petugas bertameng dan kendaraan water canon pun dikerahkan untuk membubarkan massa.
Kapolres Rembang AKBP Suryadi menjelaskan bahwa simulasi itu dilakukan guna mempersiapkan pengamanan jika terjadi hal yang tak diinginkan dalam Pemilu mendatang.
Ia menyebut, tahapan pengamanan dimulai dari pendekatan persuasif dan tidak mendahulukan kekerasan.
“Pamsiskota ini juga menunjukkan kepada masyarakat bahwa jajaran kepolisian bersama pihak- pihak terkait siap untuk menangani hal- hal yang tidak diinginkan selama Pemilu. Kami bersama TNI dan pihak terkait lainnya siap,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’ mengatakan kegiatan itu akan memberikan rasa nyaman dan aman.
“Kegiatan ini memberikan rasa nyaman dan aman bagi masyarakat. Bahwa kita siap menghadapi situasi apapun, seperti yang diperagakan kawan- kawan polri dan TNI,” ujarnya. (*)