Rembangnews.com – Meski harga beras kini melambung tinggi, pemerintah mengaku belum ada rencana untuk merevisi harga eceran tertinggi (HET).
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut bahwa harga beras tinggi terjadi karena minimnya produksi beras.
“Kalau HET diubah, padahal ini terletak pada produksi yang minim hingga Maret nanti, akan membuat impact yang lebih besar dan HET itu sebagai kontrol kita. Sehingga kalau direvisi enggak tepat sekarang,” ujar Arief dilansir dari Kompas.
Namun pihaknya mengaku akan meminta pihak Bulog untuk menurunkan harga beras untuk ritel.
“Ini demi merah putih jadi enggak apa-apalah ritel potong sedikit marginnya sementara Bulog agak kita turunkan sedikit ke ritel,” jelasnya.
Dilansir dari data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga beras untuk jenis beras kualitas bawah I di angka Rp 14.200 per kilogram (kg), beras kualitas bawah II Rp 13.400, beras kualitas medium I Rp 14.850 per kg, dan beras medium Rp 15.750 pr kg. (*)