Rembang, Rembangnews.com – Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Rembang hingga September 2024, inflasi di Kabupaten Rembang berada di angka 1,39 persen secara year-on-year (y-on-y).
Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata inflasi Jawa Tengah (Jateng) yang berada di angka 1,57 persen yoy.
Sedangkan secara month-to-month (m-to-m), inflasi Rembang berada di angka 0,09 persen. Sedangkan secara year-to-date (y-to-d) sebesar 0,22 persen.
Kepala BPS Kabupaten Rembang, Jubaedi mengatakan bahwa inflasi Rembang disumbangkan oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga secara m-to-m di bulan September, yaitu dengan andil 0,06 persen.
“Komoditas yang paling berpengaruh adalah bahan bakar rumah tangga,” jelas Jubaedi.
Kemudian penyumbang inflasi lainnya adalah udang basah, mobil, kopi bubuk, pemeliharaan kendaraan, cumi-cumi, beras, minyak goreng, bawang merah, dan gula pasir.
Sedangkan untuk inflasi y-on-y, disumbang oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,34 persen, komoditasnya diantaranya emas perhiasan, popok bayi sekali pakai, pasta gigi, tarif gunting rambut pria, dan sabun wajah.
Lalu kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran juga berkontribusi 0,28 persen. Sedangkan kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang 0,22 persen.
Angka inflasi y-on-y Rembang itu menempati posisi kedua terendah setelah Kota Purwokerto. Sedangkan inflasi y-to-d Rembang menjadi yang paling rendah.
“Secara y-on-y, Kota Tegal memiliki inflasi tertinggi sebesar 2,03%, sedangkan yang terendah adalah Kota Purwokerto sebesar 1,28%. Di Rembang, inflasi y-on-y 1,39% dan inflasi y-to-d 0,22%, yang merupakan angka terendah di antara kabupaten/kota lainnya, bahkan lebih rendah dari angka provinsi,” ujar Jubaedi. (*)