Rembang, Rembangnews.com – Orang tua murid protes lantaran anaknya dikeluarkan dari salah satu taman kanak-kanak di Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang.
Ada tiga anak yang dikeluarkan. Mereka diduga dikeluarkan dari sekolah karena perbedaan pilihan politik orang tuanya.
A yang merupakan salah seorang wali murid yang anaknya dikeluarkan mengaku jika dirinya didatangi guru dari sekolah anaknya dan diminta untuk mencoblos pasangan calon (paslon) tertentu di Pilkada Rembang 2024.
“Pada hari Kamis kami didatangi Pak JS sama Bu U sama Bu I selaku guru anak saya TK. Lah, di situ Pak JS bilang kalau anaknya yang sekolah di TK DF harus mencoblos nomor urut tertentu. Kalau tidak, harus keluar,” ungkapnya dilansir dari Kompas.
Padahal, perbedaan politik merupakan hal yang wajar terjadi. Dirinya pun merasa jika pilihan politiknya tak salah dan sah-sah saja.
“Lha saya bilang, kalau dibagi gimana Bu U, boleh apa tidak? Kata Bu U, tidak boleh harus semua,” lanjutnya.
Wali murid lainnya berinisial J juga mengaku kaget karena anaknya sampai dikeluarkan dari sekolahnya. J pun kemudian memastikan ke pihak sekolah melalui sambungan telepon.
Namun, pihak sekolah tetap menegaskan jika orang tua murid harus memiliki pilihan politik yang sama dengan yayasan.
“Katanya Mbak C juga di-blacklist, tapi kok tidak datang ke rumah. Soalnya mbaknya sudah dekat sama Mas J,” ujarnya.
Pada akhirnya J tetap tak bisa mempertahankan anaknya bersekolah di TK tersebut jika pilihan politiknya berbeda.
“Terus ditanya, kalau Mbaknya nyoblos nomor (paslon tertentu) gimana? Maaf, Bu saya pilih nomor (tertentu). Terus bilang, ya sudah kalau tidak bisa ya mohon maaf terpaksa harus dikeluarkan dari sekolah,” terangnya.
Di lain sisi, pihak sekolah belum memberikan pernyataan apapun terkait hal tersebut. Bahkan di sekolah TK, tak nampak ada aktivitas di sana. (*)