Rembang, Rembangnews.com – Realisasi investasi Kabupaten Rembang mencapai Rp375,35 miliar di triwulan I tahun 2025.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang menunjukkan angka Rp170,4 miliar.
Capaian tersebut juga telah melampaui target triwulan pertama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025.
“Hal ini menunjukkan kinerja capaian yang optimal, telah melampaui target triwulan I,” Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Rembang, Budiyono.
Sementara itu, target investasi tahun 2025 Rembang ditetapkan Rp1,379 triliun. Dengan begitu, Rembang telah mencapai 27,22 persen dari target.
Pertumbuhan investasi pada triwulan I 2025 juga tercatat sebesar 2,68 persen, lebih tinggi dibanding 1,32 persen pada triwulan I 2024.
“Ini menunjukkan adanya iklim investasi yang cukup kondusif terkait jaminan keamanan, dukungan lingkungan sosial serta kepastian berusaha sehingga pelaku usaha dapat mengembangkan usahanya,” terangnya.
Investasi didominasi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai Rp324,34 miliar atau 86,41 persen dari total investasi. Kemudian Penanaman Modal Asing (PMA) berkontribusi sebesar Rp51 miliar atau 13,58 persen.
“Kontribusi positif terhadap kinerja perekonomian karena hasil keuntungan investasi akan terdistribusi pada investor dalam negeri, dan diharapkan berkontribusi dalam circle economy domestik sehingga dampaknya dapat dinikmati oleh masyarakat,” terangnya.
Jika dilihat dari sektor bisnisnya, investasi yang masuk banyak dari sektor jasa lainnya yakni Rp136,18 miliar atau 36,28 persen dari total realisasi. Kemudian sektor pertambangan sebesar Rp72,32 miliar dan perdagangan serta reparasi Rp46,03 miliar.
“Ketiga sektor tersebut menyumbang Rp254,21 miliar atau 78,38 persen dari total investasi PMDN,” imbuhnya.
Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Rembang juga cukup aktif. Pada triwulan I 2025, terdapat 1.461 proyek UMK dalam sistem OSS, dengan nilai komitmen investasi sebesar Rp85,69 miliar. Usaha mikro mencatat Rp44,69 miliar dari 1.224 proyek, sedangkan usaha kecil mencatat Rp41 miliar dari 237 proyek.
Untuk serapan tenaga kerja sendiri mencapai 4.607 orang. Meski sedikit menurun dibanding triwulan I 2024 yang mencapai 5.047 orang, namun sejumlah sektor tetap berkontribusi positif.
“Serapan tenaga kerja terbesar berasal dari sektor perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran, serta industri makanan, yang secara keseluruhan menyumbang 61,23 persen dari total tenaga kerja,” jelasnya. (*)