Petani di Sulang Rembang Bikin Inovasi Mesin Penata Rajangan Tembakau Otomatis

Rembang, Rembangnews.comPetani tembakau di Desa Pragu, Sulang, Rembang, membuat inovasi alat yang bermanfaat.

Dimana mereka membuat mesin penata rajangan tembakau otomatis. Mesin tersebut dinilai bisa membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas petani.

Salah satu petani bernama Nako mengaku selama ia menggunakan mesin tersebut, ia merasa hemat tenaga dan waktu kerja.

Selain itu, keberadaan mesin tersebut membuat produksi hanya memerlukan tiga sampai empat orang saja.

“Dulu sekali rajang butuh enam sampai tujuh orang. Sekarang tiga atau empat orang sudah cukup. Kalau manual, tiga orang paling dapat 25 sampai 30 tetek. Pakai mesin ini, tiga orang bisa menghasilkan 40 sampai 60 tetek per jam,” ujarnya.

Baca Juga :   Dinsos PPKB Sebut Penyandang Disabilitas Bukan Dikasihani, Tapi Diberi Ruang dan Semangat

Jika dikerjakan lebih dari tiga orang, produktivitas dapat mencapai 90-100 tetek per jam. Inovasi ini sangat membantu petani, terutama saat tenaga kerja sulit didapat pada musim tanam.

“Keluarga saya tiga orang, tambah satu orang lain sudah bisa jalan. Dalam 1–2 jam bisa selesai 100 tetek lebih,” paparnya.

Mesin ini, jelasnya, telah dikembangkan sejak 2019 oleh ayah dan pamannya. Proses penyempurnaan berlangsung bertahap mulai 2020 dan mencapai hasil optimal pada 2022.

Kini banyak petani yang memesan mesin tersebut. Satu mesin dihargai Rp7,5 juta lengkap dengan pemasangan dan garansi.

“Pengerjaan mesin butuh waktu dua sampai tiga minggu karena terkendala ketersediaan bahan. Jika ada pesanan, bisa sekalian direhab,” jelasnya.

Baca Juga :   Petani Tembakau di Rembang Kini Bisa Untung, Industri Tak Hanya Serap Satu Jenis Varietas

Selain menghemat tenaga dan waktu, mesin ini juga membantu menjaga kualitas tembakau. Proses rajang dan penataan rajangan yang berlangsung cepat mencegah perubahan warna pada tembakau yang terlalu lama dibiarkan sehingga hasilnya tetap cerah dan berkualitas.

Sementara itu, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Supriyanto, menyampaikan bahwa mesin tersebut membuat pekerjaan menjadi lebih efisien.

“Dulu prosesnya dilakukan secara manual. Sekarang, begitu mesin rajang dihidupkan dan tembakau masuk, tetek atau alas penjemuran langsung berjalan otomatis. Inovasi dari petani Pragu ini membuat pekerjaan jauh lebih efisien. Yang semula membutuhkan empat sampai lima orang, kini cukup dua sampai tiga orang,” ujarnya.

Baca Juga :   Petani Rembang Belum Minat Budidaya Kedelai Karena Faktor Kestabilan Harga

Agus menambahkan bahwa kapasitas rajangan yang dihasilkan mesin ini juga meningkat signifikan dalam durasi waktu yang lebih singkat. Alat tersebut diketahui telah dipakai sejak lama oleh pembuatnya serta mulai diminati petani dari luar daerah.

“Ke depan, akan kami sosialisasikan agar bisa dimanfaatkan lebih luas oleh petani tembakau lainnya,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *