Dua ASN Rembang Dapat Penghargaan di Ajang AI for Local Creative Content in Public Service 2025

Rembang, Rembangnews.comDua Aparatur Sipil Negara (ASN) Rembang dapat penghargaan di ajang AI for Local Creative Content in Public Service 2025.

Mereka diantaranya M. Kurniawan dari Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Daerah (Prokopimda) Setda Rembang dan Laksmi Krisnadevi dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Rembang.

Ajang tersebut diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Yogyakarta pada 22 Oktober hingga 14 November.

Puncaknya, Awarding pengumuman pemenang digelar pada 3 Desember 2025 di Yogyakarta. Dimana ada sebanyak 177 ASN dari Provinsi Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Bali yang terlibat.

Baca Juga :   Lahan Pertanian di Desa Waru Rembang Kini Sudah Tersedia Listrik

Dalam ajang tersebut, peserta diminta membuat video pendek durasi 60-90 detik dengan tema kearifan lokal daerah. Dimana proses produksinya wajib menggunakan AI tools.

“Hasilnya luar biasa, dari seluruh acara khususnya AI for local creative content terkumpul 125 karya dari 177 ASN,” ujar Kepala BPSDMP Komdigi Yogyakarta, Dr. Anton Susanto.

Kompetisi Talenta Digital Berdaya 2025 ini merupakan wadah bagi ASN untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam memanfaatkan teknologi digital. Ia berharap karya-karya tersebut dapat menjadi hasil nyata dari upaya pengembangan SDM yang dilakukan BPSDMP.

“Kami berterima kasih atas partisipasi dari berbagai pemerintah daerah. Ternyata ketika diberi challenge terkait konten kreatif lokal menggunakan AI, hasilnya luar biasa. Artinya, teknologi yang sedang hype saat ini justru mendorong ASN untuk terus beradaptasi dan bahkan melangkah lebih maju,” ujarnya.

Baca Juga :   Prihatin Atas Isu Lingkungan, 120 Siswa Sekolah Adiwiyata di Rembang Tanam Bakau

Usai menerima penghargaan, M. Kurniawan menyebutkan bahwa proses pembuatan konten video berbasis AI merupakan pengalaman baru baginya. Ia mengaku sempat tidak percaya diri karena harus bersaing dengan ASN dari berbagai daerah di Jawa hingga Bali yang memiliki kompetensi serupa.

“Bisa mendapatkan penghargaan ini sudah menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya. Meskipun belum berhasil menjadi juara umum 1, 2, atau 3, saya sangat bersyukur dapat meraih Best Creative Talent,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa kompetisi tersebut mengharuskannya memanfaatkan teknologi terkini sekaligus mengangkat unsur budaya lokal. Karena itu, ia memilih tema mengenai kepercayaan hitung-hitungan weton sebelum menikah, sebuah tradisi yang kini mulai jarang ditemui.

Baca Juga :   Pengangkatan PPPK Tahap I TA 2024 Dijadwalkan Awal Juli

“Mungkin ini yang menjadi nilai berbeda, karena karya lain umumnya mengangkat budaya yang lebih populer seperti tarian, kuliner, pakaian adat, atau cerita leluhur,” terangnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *