Rembang, Rembangnews.com – Beberapa wilayah di Indonesia masih diguyur hujan hingga bulan Juni ini, bahkan diperkirakan tak akan alami musim kemarau di tahun ini.
Fenomena yang ini merupakan kemarau basah, yang mana melanda pulau Jawa khususnya wilayah Rembang. Oleh karena itu, di bulan Juni ini, wilayah Rembang masih diguyur hujan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang, Sri Jarwati menuturkan bahwa wilayah Rembang di bulan Juni mengalami curah hujan dengan rata-rata sedang.
Berdasarkan prediksi BMKG, bulan Juni sampai bulan Juli masih ada turun hujan dibawah normal. Sedangkan bulan Agustus adalah puncaknya kemarau.
Ia mengungkapkan, untuk potensi banjir di bulan Juni sampai Juli tidak ada. Hal ini dikarenakan curah hujannya ringan hingga sedang.
“Bulan Maret kemarin curah hujan tinggi. Beberapa wilayah terkena banjir. Untuk potensi banjir lagi bulan Juni sampai Juli tidak ada. Hal ini dikarenakan curah hujan ringan hingga sedang,” kata Anjar saat ditemui wartawan Rembangnews.com, Jumat (10/06/2022).
Kendati demikian, kondisi tersebut berimbas pada petani wilayah Rembang. Petani yang memproduksi palawija mengalami penurunan akibat intensitas curah hujan.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto menjelaskan musim tahun ini kurang bagus untuk palawija karena hujannya tidak teratur.
Terjadinya cuaca yang tak menentu ini memberikan pengaruh signifikan terutama bagi para petani. Di Rembang, Jawa Tengah, sejumlah petani hortikultura gagal panen akibat serangan virus dan jamur.
“Petani cabai, tebu mengalami gangguan. Waktu panen, truk tidak bisa masuk karena medan becek diguyur hujan. Saat ini memasuki masa tanam 3, dan petani tembakau mengalami keresahan karena masih ada hujan, terangnya. (*)