Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Trader dan Investor

Rembangnews.com – Bagi seorang pemula, mungkin masih banyak yang belum bisa membedakan antara investor dan trader. Keduanya bahkan tak jarang sebagai hal yang sama.

Investor dan trader tentu merupakan dua hal yang berbeda dan masing-masing darinya memiliki kelebihan dan kekurangan.

Investor merupakan orang yang mengalokasikan dananya untuk investasi di pasar saham. Investasi ini cenderung bersifat jangka panjang, bahkan bisa hingga puluhan tahun.

Seorang investor dalam membeli saham dari sebuah perusahaan atau emiten, pasti telah memiliki pertimbangan mengenai kinerja perusahaan, yang dapat dilihat melalui laporan keuangan yang sehat serta konsistensi perusahaan dalam berbagi dividen.

Sumber pendapatan investor adalah dari dividen terebut. Semakin banyak jumlah saham yang dimiliki, maka akan semakin besar juga dividen yang didapat.

Analisis yang digunakan investor dalam berinvestasi menggunakan analisis fundamental, bukan berasal dari harga saham yang sedang murah atau mahal. Investor cenderung tidak memedulikan pergerakan harga saham dalam jangka pendek.

Baca Juga :   Rekomendasi 10 Website Buat CV ATS Friendly

Bisa saja investor akan tetap menanamkan modalnya meski sebuah perusahaan tengah mengalami penurunan saham, tergantung apakah perusahaan tersebut masih memiliki prospek bagus atau tidak.

Bahkan investor bisa membeli saham tidur, ketika mereka percaya jika suatu saat harga saham tersebut akan bisa naik tinggi dan diprediksi bisa memberikan keuntungan.

Sedangkan untuk trader saham mirip dengan pedagang. Mereka melakukan aksi beli saham, kemudian dalam jangka waktu yang pendek menjualnya kembali pada waktu harga naik.

Trader akan memanfaatkan sentimen, situasi, dan kondisi tertentu, misalkan saja kondisi politik, ekonomi, maupun tren usaha yang dapat memicu pergerakan harga saham.

Misalkan saja Anda membeli saham seharaga Rp500 per lembar di hari ini. Namun, kemudian pada keesokan harinya mucul berita menganai virus corona yang menyebar luas ke berbagai negara yang menyebabkan harga saham tersebut naik jadi Rp1.000 per lembar.

Baca Juga :   Alasan Banyak Kecoa di Rumah

Sebagai seorang trader, maka Anda akan langsung menjualnya demi mendapatkan capital gain atau keuntungan dari kenaikan harga saham. Trader biasanya akan mengoleksi saham yang berpotensi naik dalam waktu dekat.

Pendapatan seorang trader saham berasal dari aksi jual beli tersebut, tanpa melihat bagaimana kinerja dari perusahaan yang dibeli sahamnya atau bersifat jangka pendek.

Berbeda dengan investor, trader biasanya akan melakukan wait and see bila saham sedang lesu. Mereka tidak akan seberani investor untuk membeli saham tidur karena mereka tidak melakukan analisis fundamental sebagaimana investor. Namun mereka memakai analisis teknikal.

Analisis teknikal memungkinkan trader untuk mengetahui target harga saham dan kapan waktu yang tepat melakukan transaksi. Mereka berbekal dengan menggunakan data harga dan volume perdagangan di masa lalu untuk memprediksi pergerakan harga yang akan terjadi.

Baca Juga :   Cara Pakai Toner yang Benar

Bagi Anda yang ingin memutuskan apakah akan menjadi investor atau trader, perlu diketahui bahwa melakukan investasi saham bukan semata-mata spekulasi tanpa mempertimbangkan logika.

Investor dan trader perlu sama-sama mengerti mengenai ilmu dasar investasi saham. Anda perlu memahami strategi untuk investasi saham dan cara mengelola risikonya, sehingga Anda pun bisa mendapatkan keuntungan besar. Tentunya setiap keuntungan besar diikuti dengan resiko yang besar pula. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *