Rembang, Rembangnews.com – Harga kebutuhan bahan pokok alami penurunan paska Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-77 di Kabupaten Rembang.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Dindagkop-UKM) Kabupaten Rembang, M. Mahfudz mengungkapkan harga kebutuhan bahan pokok cenderung turun dari harga sebelumnya.
Menurut pantauannya, harga kebutuhan pokok alami penurunan yang cukup signifikan. Penurunan harga bahan pokok bervariatif mulai dari Rp2 ribu hingga Rp10 ribu.
Diketahui, harga bahan pasar induk Rembang misalnya minyak goreng Bimoli dari harga sebelumnya Rp20 ribu turun menjadi Rp18 ribu. Daging ayam kampung dari harga sebelumnya Rp95 ribu turun menjadi Rp90 ribu.
Telur ras yang awalnya Rp29 ribu turun menjadi harga sekitar Rp26 ribu, dan diikuti harga kebutuhan bahan pokok lainnya.
“Sampai Minggu kemarin harga kebutuhan harga bahan pokok kita tidak naik, malah cenderung turun dari harga sebelumnya dari minyak goreng dan bahan pokok lain sejak tanggal 21 Agustus,” kata Mahfudz saat ditemui pada Selasa (23/08/2022).
Dia menyampaikan, harga kebutuhan bahan pokok bersifat fluktuasi. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan, keterjangkauan dan distribusi. Terutama distribusi yang membutuhkan transportasi, karena dipengaruhi adanya kenaikan tarif transportasi. Sehingga harga kebutuhan pokok juga akan mengalami perubahan sewaktu-waktu.
“Harga energi naik juga berimbas pada harga bahan pokok karena kenaikan harga itu dipengaruhi oleh ketersediaan keterjangkauan distribusi. Dengan naiknya harga BBM otomatis harga bahan pokok akan merangkak naik,” terang Mahfudz.
Kenaikan harga bahan pokok selain dipengaruhi oleh distributor transportasi juga karena komunikasi antar pedagang. Diharapkan supaya pedagang efektif dalam penjualan sekaligus pembelian pada produksi.
Ia menyebutkan, Dindagkop-UKM akan memberikan pemahaman cukup kepada masyarakat terkait ketersediaan harga bahan pokok supaya tidak ada “panic buying” atau kepanikan membeli dagangan berlebihan.
“Selain ketersediaan distribusi juga komunikasi efektif artinya dari Dinas kita beri pemahaman yang cukup kepada masyarakat terkait ketersediaan harga agar masyarakat tidak panik untuk aksi beli tidak wajar,” tandasnya. (*)