Ini Janji Elon Musk Setelah Beli Twitter : Super Apps

Rembangnews.com – Setelah melalui drama yang panjang, akhirnya Elon Musk jadi beli Twitter, sebelum itu CEO Tesla tersebut sempat membuat janji-janji akan mengubah platform media sosial tersebut. Perusahaan platform media sosial Twitter sepakat menerima pinangan pengusaha Elon Musk. Dengan nilai akuisisi 44 Miliar dolar amerika atau setara dengan 684,2 triliun rupiah.

Mengutip Washington Post, setelah resmi mengakuisis twitter, Elon Musk langsung memecat sejumlah pejabat tinggi Twitter. CEO Twitter menjadi salah satu eksekutif yang dipecat Musk. Sebelumnya, Elon Musk memang pernah mengkritik manajemen Twitter, terkhusus kebijakan sensor dan moderasi konten.

Usai Twitter utarakan sepakat dengan skenario akuisisi tersebut, Elon Musk langsung mencuit janjinya kala bergabung di Twitter nanti. Ia menyebut akan berpihak pada free speech, kebebasan berbicara atau berpendapat. Berikut lebih lanjut janji-janji Elon Musk beberapa waktu lalu sebelum resmi membali Twitter :

 

Janji Elon Musk Kepada Pengguna Twitter

 

  1. Kebebasan Berbicara

Elon Musk ingin Twitter benar-benar menjadi platform media sosial yang memberi jaminan dalam kebebasan berekspresi, salah satunya mengungkapkan pendapat. Baru-baru ini, pemilik akun Twitter @elonmusk ini mengunggah tangkapan layar tentang janjinya yang satu ini.

“Kebebasan berbicara adalah pondasi fungsi demokrasi, Twitter adalah pusat kota digital, di mana hal-hal penting bagi masa depan umat manusia, diperdebatkan di sini,” kata Musk dalam tangkapan layar yang diunggahnya.

Baca Juga :   Ada Fitur Versi iOS Lebih Terang di WhatsApp

Bahkan, sebelum mengunggah tangkapan layar itu, Elon Musk tidak keberatan jika ia dikritik di Twitter.

“Saya berharap kritik terburuk saya tetap ada di Twitter, karena itulah arti kebebasan berbicara,” tulis Musk.

Kebebasan berbicara ini kemudian memunculkan ide tentang pengembalian akun Twitter Donald Trump. Akun Donald Trump telah diblokir sejak 6 Januari 2021 lalu karena dianggap sebagai provokator dalam kerusuhan di Capitol Hill.

“Saya pikir tidak tepat untuk menyanksi Donald Trump. Saya kira itu sebuah kesalahan,” ucapnya, dikutip dari CNN, 10 Mei.

“Memblokir Trump dari Twitter tidak mengakhiri suara Trump, itu justru akan memperkuatnya di antara kaum kanan dan inilah kenapa itu salah secara moral dan benar-benar bodoh,” cetus dia.

Namun, Trump sendiri, kepada CNet, sudah memastikan bahwa apapun yang terjadi pada Twitter, termasuk ketika Elon Musk jadi pemiliknya, dia tidak akan kembali dan memilih berada di media sosial buatannya bernama Truth Social.

Sejak awal, Musk mengkritisi moderasi konten alias sensor di Twitter sambil menyatakan keinginannya menjadikannya platform itu memihak kepada kebebasan berpendapat (free speech).

Belakangan, Musk melunak. Ia mengaku kebebasan berpendapat itu tetap mesti sesuai dengan hukum. Terkini, ia mengaku tak ingin Twitter menjadi platform dengan ‘pemandangan seperti neraka’.

Baca Juga :   Sebaiknya Matikan atau Nyalakan WiFi pada Malam Hari?

“Twitter jelas tidak bisa menjadi tempat dengan pemandangan seperti neraka, di mana semua bisa dikatakan tanpa ada konsekuensinya,” kicau Musk dalam akunnya.

  1. Fitur Edit Twitter

Selama ini, ketika pengguna melakukan kesalahan atau ingin meralat post pada Twitter, pilihannya hanya dua, yakni menghapus tweet lama atau memberikan klarifikasi dengan mengunggah tweet baru.

Kehadiran Elon Musk sebagai pemilik baru Twitter memunculkan kemungkinan yang tampaknya lebih menyenangkan. Ada wacana bahwa platform media sosial Twitter akan ada penambahan tombol edit, seperti halnya Facebook atau Instagram.

Sinyal ini sudah ada jauh sebelum kesepakatan tercapai, tepatnya pada 5 April 2022. Elon Musk bertanya apakah komunitas pengguna Twitter menginginkan adanya tombol edit.

“Apakah Anda ingin ada tombol edit?” kicau Musk.

Dalam pemungutan suara itu, 73,6 persen persen responden setuju dengan inisiatif tersebut. Sementara, 26,4 persen lainnya mengatakan tidak kepada tombol edit.

Melansir TechCrunch, fitur edit memiliki sejumlah kontroversi. Pasalnya, hal itu bisa berdampak kepada pembaca. Contohnya, kesalahan pada laporan berita terkini (breaking news). Karena ada fitur edit, pembaca menjadi tidak tahu kalau laporannya adalah hasil editan. Biasanya, jika ada kesalahan dalam sebuah tweet, jurnalis atau pengguna lain akan mengoreksinya dengan menambahkan tweet klarifikasi setelahnya.

  1. Meredam Polarisasi

Musk mengaku keputusannya membeli Twitter karena ‘gerah’ dengan narasi perpecahan di media sosial.

Baca Juga :   Twitter Akan Maksimalkan Tweet Hingga 1.000 Karakter

“Alasan saya membeli Twitter adalah karena penting bagi peradaban memiliki semacam alun-alun digital, kepercayaan bisa diperdebatkan dengan cara yang sehat, tanpa berujung kekerasan,” kata Musk.

“Saat ini ada bahaya besar bahwa media sosial akan condong kepada ekstrem kiri atau kanan dengan echo chamber yang bisa menghasilkan lebih banyak kebencian dan memecah masyarakat kita,” lanjutnya.

  1. Super Apps Bernama X

Di sisi lain, Musk juga sempat berencana mengubah Twitter menjadi super-apps alias aplikasi serba ada.

“Membeli Twitter adalah langkah mempercepat untuk membuat X, sebuah aplikasi segala hal,” tulis Musk dalam akunnya @elonmusk, 5 Oktober.Super Apps sendiri merupakan jenis aplikasi yang lumrah di Asia. Biasanya, aplikasi ini mampu melayani berbagai jenis kebutuhan pelanggan. Contohnya adalah We Chat, yang tak sekadar aplikasi perpesanan. Musk sendiri sempat terang-terangan memuji aplikasi tersebut.

  1. Open Source Hingga Perangi Bot Spam

“Saya juga ingin membuat Twitter lebih baik dari sebelumnya dengan meningkatkan produk dengan fitur baru, membuat algoritme open source untuk meningkatkan kepercayaan, mengalahkan bot spam, dan mengautentikasi semua manusia,” kata Musk dalam unggahan tangkapan layar tentang statemenT-nya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *