Rembangnews.com – Pakistan mengalami krisis ekonomi yang parah. Pasalnya sudah sebulan pemadam listrik berlangsung, sedangkan harga kebutuhan pokok juga terus melambung tinggi. Belum lagi harga energi yang juga meninggi.
Masih ada cadangan dolar yang dimiliki negara tersebut, namun jumlah yang dimiliki hanya cukup untuk membayar impor selama tiga minggu.
Kesulitan seakan datang bertubi-tubi. Mata uang Pakistan, rupee juga turun ke posisi terendah terhadap dolar AS baru-baru ini. Pada Januari, harga makanan pun naik 43 persen dibanding tahun lalu.
Kondisi ini membuat Perdana Menteri Shehbaz Sharif ditekan untuk berutang miliaran dolar melalui pembiayaan darurat dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Meski begitu, pihak pemerintah tak menyetujui sejumlah hal yang disyaratkan IMF, misalnya saja pelonggaran subsidi BBM.
“Kami membutuhkan persetujuan IMF untuk dilakukan sesegera mungkin agar kami dapat menyelamatkan negara,” kata ekonom Maha Rehman, Jumat (3/2) dilansir dari CNN Indonesia.