Rembangnews.com – Artificial Intelligence (AI) disebut akan menggantikan pekerjaan manusia. Hal ini diungkapkan oleh Associate Professor SEB Telkom University Andry Alamsyah.
Pekerjaan yang akan digantikan adalah yang bersifat repetitif, misalnya penjaga toko, tol, kasir, administrasi dan pekerjaan semacamnya.
“Yang pasti akan digantikan oleh AI itu pekerjaan repetitif. Jadi pekerjaan repetitif itu pekerjaan seperti administrasi, penjaga toko, penjaga tol, kasir, pokoknya pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya berulang,” ujar Andry dilansir dari CNN Indonesia.
Hal ini pun disebut akan memicu gelombang PHK besar-besaran di perusahaan.
“Exactly (akan ada gelombang PHK besar-besaran). Jadi kalau menurut saya, kalau manusianya itu bisanya hanya repetitif, mereka tidak akan bersaing, pasti akan kena PHK,” imbuhnya.
Sementara itu, Arvind Krishna selaku CEO IBM juga mengatakan hal serupa. Bahwa pekerjaan seperti layanan pelanggan, sumber daya manusia, posisi dalam keuangan, hingga perawatan kesehatan juga nantinya tak memungkiri bisa diotomatisasi.
“Saya pikir [penggunaan AI praktis] ada di sini dan sekarang,” kata Krishna.
Di lain sisi, ia menilai adanya otomatisasi dapat mengatasi adanya kekurangan tenaga kerja.
“Kami memang kekurangan tenaga kerja di dunia nyata dan itu karena masalah demografis yang dihadapi dunia. Amerika Serikat sekarang memiliki pengangguran di 3,4 persen, terendah dalam 60 tahun. Jadi mungkin kita bisa menemukan alat yang menggantikan sebagian pekerjaan, dan kali ini bagus,” katanya.
Penerapan di Indonesia sendiri menurutnya bergantung pada harga teknologi itu sendiri.
“Kapannya tergantung teknologinya murah atau enggak. Sekarang AI kan makin lama makin murah. Kita tahun kemarin enggak ngomongin ChatGPT, kita masih ngomongin Metaverse. Sekarang sudah ngomongin yang lain lagi, tahun depan bisa beda lagi. Kita itu cepat sekali (teknologi berkembang),” tutur Andry.
“Jadi kalau dibilang 2030, mungkin 2030 akan banyak sekali pekerjaan yang repetitif itu akan hilang, akan digantikan oleh engine-engine,” lanjutnya.
Oleh karena itu, pihaknya pun meminta agar manusia lebih fokus pada peningkatan skill. Ia tak menampik bahwa kehadiran AI bisa menyebabkan PHK, namun dalam jangka panjang ia menilai hal itu akan berdampak baik bagi manusia.
“Memang dalam jangka pendek orang akan banyak PHK, tapi dalam jangka panjang, orang-orang tidak akan lagi melakukan pekerjaan yang gampang digantikan, yang repetitif tadi. Orang-orang akan mengambil pekerjaan dengan tingkatan lebih tinggi yang butuh ide, inovasi, dan kreativitas,” pungkasnya. (*)