Rembang, Rembangnews.com – Salah satu upaya untuk menekan angka stunting adalah dengan program pemberian makanan tambahan (PMT).
PMT dimaksudkan untuk membantu dalam pemenuhan asupan gizi anak, terutama karena makanannya berupa cemilan yang menarik bagi anak-anak.
Program PMT ini dilaksanakan oleh Tim Pelaksana di setiap Desa yang terdiri dari empat orang, antara lain Kader PKK dalam TPK (sebagai bendahara, penyedia dan distributor PMT), Kader PPKBD dalam TPK (sebagai koordinator edukasi gizi, distributor dan pemantauan PMT), Kader Pembangunan Manusia (sebagai koordinator pengelolaan data, distributor dan pemantauan PMT), serta Kader Telponi/Kader Posyandu (sebagai koordinator distribusi PMT dan pemantauan).
Sebelum PMT dibagikan, tim pelaksana PMT biasanya akan berbelanja bahan-bahan dan memasak di pagi hari, kemudian membagikan PMT di siang hari.
Dian Anggraini, anggota Tim Pendamping Keluarga (TPK) Desa Sumberjo, mengatakan menu kali ini adalah perkedel ayam dan muffin telur yang diperuntukkan bagi 46 anak balita dengan berat badan kurang dan ibu hamil dengan Kurang Energi Kronis (KEK).
“Yang untuk anak stunting dan gizi buruk menunggu jadwal dari puskesmas. Total 55 anak jika ditambahkan dengan anak yang berat badannya tidak naik,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa periode pemberian PMT bervariasi. Dimana 14 hari untuk balita yang berat badannya tidak naik, 30 hari untuk balita berat badan kurang, 56-60 hari untuk anak gizi kurang, serta 120 hari untuk ibu hamil KEK.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang menunjukkan bahwa program PMT tahun ini bersumber dana Bantuan Keuangan dari Provinsi Jateng dan BOK Puskesmas dengan total sasaran 8.914 balita dan 1.353 ibu hamil.
Hasil PMT Tahun 2023 dari total 2.232 balita sasaran, 69,13% berhasil mengalami kenaikan berat badan rata-rata 0,48 kg, dan 40,96% balita mengalami peningkatan tinggi badan rata-rata 1,26 cm. Selain itu, 58,01% dari 1.815 balita dengan gizi kurang berhasil meningkatkan status gizinya menjadi baik setelah mendapatkan makanan tambahan. (*)