Kegiatan Fogging Dinilai Tak Efektif Atasi DBD

Rembang, Rembangnews.com – Demam berdarah dengue (DBD) menjadi penyakit yang mengancam kesehatan ketika musim penghujan seperti saat ini.

Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Rembang mengatakan setiap tahunnya Kabupaten Rembang selalu dihadapkan oleh kasus DBD. Bahkan pada tahun ini, grafik kenaikan kasus DBD pun naik.

Di tahun 2021 terdapat total 196 kasus DBD di Kabupaten Rembang dengan total kematian 6 orang. Sedangkan, di tahun 2022 sampai saat ini tercatat 106 kasus DBD dengan total 2 orang meninggal dunia. Artinya ada kemungkinan kasus mengalami penambahan.

Salah upaya untuk mencegah penularan kasus DBD adalah dengan melakukan kegiatan 3M plus yakni menguras dan menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, memanfaatkan dan mendaur ulang barang bekas, serta mencegah perkembangbiakan jentik nyamuk.

Baca Juga :   Warga Terganggu Proyek Kota Pusaka Lasem Dibongkar

“Kami mengimbau masyarakat untuk melakukan kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M Plus dengan menguras, mendaur ulang barang-barang bekas, kemudian dengan tambah larvasida atau menempatkan benih ikan,” terang dr. Ali Syofi’i selaku Kepala DKK Rembang.

Selain itu, dr. Ali juga menyampaikan bahwa kegiatan fogging tidaklah efektif. Selain karena biaya operasional yang mahal, fogging juga tak efektif membunuh nyamuk.

“Padahal fogging itu disemprot, kalau nyamuk dewasa mungkin lari atau pingsan tapi kemudian setelah itu mereka kembali dan menghasilkan jentik lagi. Jentik-jentik menjadi dewasa dan jadi nyamuk lagi. Ini jadi tidak menyelesaikan masalah,” ungkap dr Ali.

Praktik lainnya yang salah kaprah dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD yaitu kegiatan membersihkan lingkungan terutama gorong-gorong air.

Baca Juga :   Polsek Sarang Rutin Lakukan Gerakan Jumat Berkah

Ia menilai kegiatan kerja bakti yang seringkali dilakukan oleh masyarakat justru tidak memberantas perkembangbiakan nyamuk.

“Kalau mengurangi nyamuk mungkin iya, tapi kalau untuk nyamuk Aedes Aegypti ini kan berkembangnya di air yang tidak tercampur dengan tanah. Justru yang dibersihkan harusnya dimulai dari dalam rumah terlebih dahulu,” tandasnya. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *