Rembang, Rembangnews.com –Lomba Bebas Jentik setiap tahunnya untuk kurangi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti diadakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Rembang untuk membuat masyarakat aktif menjaga kebersihan dan kesehatan.
Lomba diikuti oleh 17 desa dari 17 Puskesmas di Kabupaten Rembang.
Desa-desa tersebut dikategorikan ke dalam dua jenis yakni desa kasus dan desa endemis.
Musim penghujan merupakan faktor terbesar perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD itu, DKK Rembang menilai perlunya peran aktif masyarakat.
Salah satu upaya DKK Rembang untuk mendorong masyarakat berperan aktif dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk adalah dengan mengadakan Lomba Bebas Jentik.
“Selama ini masyarakat kan menganggap pemberantasan nyamuk penyebab demam berdarah itu dengan fogging, padahal yang paling penting justru pencegahan,” terang Sri Yuliastuti selaku Pengelola P2DBD DKK Rembang, Jumat (18/3/2022).
Lomba ini diadakan setiap tahun dengan teknis masing-masing Puskesmas akan memilih perwakilan desa untuk mengikuti lomba ke tingkat kabupaten. Sebelumnya, di tingkat desa akan ditunjuk kader setiap RT (rukun tetangga) untuk mendata rumah-rumah warga.
Data ini meliputi data soal kebersihan tempat penampungan air di setiap rumah. Sri Yuliastuti menilai, tempat penampungan air di dalam rumah seperti bak mandi, tempayan, botol air, serta penampungan air di dispenser merupakan tempat yang baik untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.
“Nanti kita itu mengunjungi rumah peserta lomba, lalu kita ambil sampling. Jadi tidak setiap rumah, hanya kita ambil sampling-nya saja, sekitar 100 rumah, kita lihat angka bebas jentik di desa tersebut,” ungkap Sri Yuliastuti.
Pihaknya akan terus menggalakkan lomba ini mengingat angka bebas jentik di setiap desa di Kabupaten Rembang masih rendah. Hal itulah yang menyebabkan kasus DBD selalu mengalami peningkatan. (*)